Perbedaan Kolesterol dan Trigliserida yang Menjadi Penyebab Penyakit Kronis

| 03 Jul 2024 22:02
Perbedaan Kolesterol dan Trigliserida yang Menjadi Penyebab Penyakit Kronis
Apa bedanya kolesterol dan trigliserida (freepik)

ERA.id - Kolesterol dan trigliserida adalah istilah medis yang kerap kali disalah artikan sebagai hal yang sama. Lantas, apa bedanya kolesterol dan trigliserida?

Faktanya, keduanya merupakan jenis lemak berbeda dengan fungsi dan pengaruhnya sendiri-sendiri pada tubuh. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan mendasar antara kolesterol dan trigliserida dan dampaknya bagi kesehatan.

Perbedaan Kolesterol dan Trigliserida

Dilansir dari Mayoclinic, trigliserida dan kolesterol adalah jenis lipid berbeda yang beredar di dalam darah Anda. Trigliserida berfungsi menyimpan kalori yang tidak terpakai dan menyediakan energi bagi tubuh.

Sementara itu, kolesterol digunakan untuk membangun sel dan beberapa hormon tertentu. Dengan demikian, meskipun sering dianggap berbahaya namun keduanya tetap memiliki kegunaan dalam tubuh.

Apa yang menyebabkan trigliserida tinggi (freepik)

Apa yang menyebabkan trigliserida tinggi?

Selain kebiasaan hidup tidak sehat, berbagai faktor lain dapat meningkatkan risiko Anda mengalami trigliserida tinggi. Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan tingginya kadar trigliserida dalam tubuh:

  • Berat Badan Berlebih dan Obesitas: Kelebihan berat badan memicu produksi trigliserida yang lebih banyak di dalam tubuh.
  • Kurang Olahraga: Aktivitas fisik yang minim akan membuat tubuh tidak optimal dalam membakar kalori dan lemak, sehingga trigliserida berpotensi meningkat.
  • Pola Makan Tidak Sehat: Konsumsi berlebihan makanan berlemak, tinggi gula, dan minim serat dapat memicu peningkatan trigliserida.
  • Konsumsi Alkohol Berlebihan: Minum alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan produksi trigliserida di hati.
  • Penggunaan Obat Tertentu: Obat untuk HIV, kanker payudara, juga terkadang tekanan darah tinggi, dapat memiliki efek samping meningkatkan trigliserida.
  • HIV/AIDS: Kondisi HIV/AIDS itu sendiri dapat mempengaruhi kadar trigliserida.
  • Keturunan Asia Selatan: Individu dengan latar belakang Asia Selatan (India, Pakistan, Bangladesh, dll) memiliki kecenderungan genetik yang lebih tinggi untuk mengalami trigliserida tinggi.
  • Gangguan Metabolisme Lipid: Kondisi tertentu yang mengganggu kemampuan tubuh memecah lemak, kolesterol, dan trigliserida dapat menyebabkan penumpukan trigliserida.
  • Penyakit Penyerta: Diabetes, penyakit ginjal, tiroid, dan liver juga bisa turut mempengaruhi metabolisme lemak yang berdampak pada kadar trigliserida.

Baca juga artikel di ERA yang membahas Cara Menurunkan Trigliserida Secara Alami

Penyakit Akibat Trigliserida Tinggi

Tingginya trigliserida dapat meningkatkan risiko pengerasan arteri (aterosklerosis), yaitu penebalan dan kaku pada dinding arteri.

Akibat tingginya trigliserida menyebabkan aliran darah ke organ vital seperti jantung dan otak terhambat, sehingga meningkatkan peluang terjadinya stroke dan serangan jantung.

Lebih mengkhawatirkan lagi, trigliserida yang sangat tinggi dapat menyebabkan peradangan pankreas akut (pankreatitis). Pankreatitis merupakan kondisi serius yang dapat mengancam jiwa.

Seringkali, trigliserida tinggi menjadi pertanda kondisi lain yang juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, seperti:

  • Sindrom metabolik: Sekelompok kondisi yang meliputi obesitas perut, tekanan darah tinggi, trigliserida tinggi, gula darah tinggi, dan kolesterol abnormal.
  • Diabetes tipe 2 atau prediabetes: Diabetes mengganggu cara tubuh menggunakan insulin yang merupakan hormon yang mengatur gula darah. Hal ini dapat meningkatkan trigliserida.
  • Kadar hormon tiroid rendah (hipotiroidisme): Hormon tiroid berperan penting dalam mengatur metabolisme lemak. Kekurangan hormon ini dapat meningkatkan trigliserida.
  • Kondisi genetik langka: Beberapa kelainan genetik dapat mempengaruhi cara tubuh memproses lemak, sehingga trigliserida menjadi tinggi.
  • Efek samping obat: Obat-obatan tertentu, seperti diuretik, estrogen, retinoid, steroid, beta blocker, imunosupresan, dan obat HIV, dapat meningkatkan trigliserida sebagai efek samping.

Dengan demikian, mencegah dan mengendalikan trigliserida tinggi sangatlah penting untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Selain apa bedanya kolesterol dan trigliserida, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi