ERA.id - Seorang pembelot Korea Utara berusia 49 tahun ditemukan tewas di sebuah rumah sewa di Seoul, Korea Selatan, Rabu (19/10/2022). Polisi mengatakan kondisi jenazah telah membusuk dan diperkirakan telah tewas setahun lalu.
Menurut keterangan polisi di distrik Yangcheon, pembelot wanita itu berhasil ditemukan setelah pemilik rumah gagal menghubunginya. Pemilik rumah yang ingin menagih biaya sewa pun mengirim seseorang untuk menemui wanita itu.
"Wanita itu telah melewatkan beberapa pembayaran sewa dan tidak dapat dihubungi, sehingga Korporasi Perumahan & Komunitas Seoul mengirim pekerja untuk mengunjungi apartemennya, di mana mereka menemukan tubuhnya," kata keterangan polisi Seoul, dikutip Korean Times, Kamis (27/10/2022).
Lalu, kata polisi, saat ditemukan tubuh wanita itu sudah sangat membusuk dan diperkirakan sudah meninggal dunia setahun lalu. Hal ini diprediksi berdasarkan pakaian musim dingin yang dipakai oleh wanita itu.
Selain itu, polisi juga berencana untuk melakukan otopsi pada mayat tersebut guna mengetahui penyebab kematiannya. Diketahui wanita itu tidak memiliki keluarga di Korea Selatan.
Menurut catatan Kementerian Unifikasi, wanita itu memasuki Korea Selatan pada tahun 2002 setelah melarikan diri dari Korea Utara. Ia kemudian bekerja sebagai penasihat di Korea Hana Foundation, sebuah organisasi yang dikelola pemerintah yang mendukung warga Korea Utara yang mencoba tinggal di Korea Selatan.
"Dari 2011 hingga 2017, wanita itu bekerja sebagai penasihat di Yayasan Korea Hana yang dikelola kementerian, membantu para pembelot lainnya bermukim di Selatan," ungkap kementerian itu.
Selama tinggal di Korea Selatan, wanita itu mendapat banyak pujian lantaran memiliki kisah sukses setelah lepas dari Korea Utara. Diketahui pihak berwenang Korea Selatan secara rutin memantau para pembelot Korea Utara dan memberikan pemeriksaan kesejahteraan selama proses pemukiman kembali mereka.
Namun sayangnya di tahun 2019, wanita itu meminta polisi untuk tidak memperpanjang layanan perlindungan mereka. Begitu pun menurut catatan Kementerian Unifikasi yang mengatakan bahwa wanita itu tidak ada dalam daftar pengawasannya sendiri.
Lebih lanjut, seorang pejabat di Kementerian Unifikasi mengatakan akan melakukan pemeriksaan kembali sistem manajemen krisis untuk pembelot Korea Utara, dan bekerja di area yang perlu diperbaiki.