ERA.id - Perdana Menteri (PM) Malaysia yang baru saja dilantik, Anwar Ibrahim mengumumkan dalam konferensi pers, Jumat (25/11) bahwa Gabungan Rakyat Sabah (GRS) siap bergabung dengan pemerintah persatuan.
"Hajiji Ketua Menteri Sabah telah mengumumkan bahwa GRS secara resmi akan bergabung dengan pemerintah persatuan," ujar Anwar di kompleks kantor perdana menteri seperti dikutip dari Channel News Asia.
Pria berusia 75 tahun itu menyatakan dengan ini pemerintahannya punya mayoritas dua pertiga di Dewan Rakyat.
Ia juga menambahkan bahwa susunan kabinetnya nanti akan dirampingkan, dan anggota kabinet telah diminta menyetujui pengurangan gaji mereka.
"Tapi ini masih dalam proses pembahasan dan persiapan," ujarnya. Hingga saat ini ia sendiri belum mengumumkan susunan kabinetnya.
Prioritas utama pemerintah persatuan ke depan menurutnya adalah mengatasi kenaikan biaya hidup di Malaysia.
"Saya bersikeras bahwa prioritas harus pada biaya hidup, harga barang-barang yang mengancam dan membebani kehidupan masyarakat. Jadi saya minta pembahasan lebih detail dan segera dilakukan untuk meringankan beban ini,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah meminta pertemuan khusus dengan instansi terkait paling lambat Senin untuk membahas hal tersebut.
Sebelumnya, koalisi Pakatan Harapan (PH) pimpinan Anwar memenangi pemilihan umum ke-15 yang dilaksanakan pada 19 November 2022 dengan perolehan 82 kursi parlemen.
Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah lalu menyetujui pengangkatan Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri Malaysia ke-10.
Pemimpin oposisi veteran Malaysia itu disumpah sebagai perdana menteri beberapa hari setelah kebuntuan pasca-pemilu, Kamis (24/11).
Pada konferensi pers pertamanya setelah dilantik, ia mengumumkan akan memimpin pemerintah persatuan yang terdiri dari koalisi utama Pakatan Harapan (PH), Barisan Nasional (BN), dan Gabungan Parti Sarawak (GPS). Ia juga membuka pintu bagi siapa pun yang hendak bergabung ke pemerintah persatuan.