ERA.id - Polisi berhasil mengamankan sedikitinya 50 orang atas aksi penjarahan oleh sekelompok orang bertopeng yang viral di media sosial. Aksi penjarahan itu terjadi di pusat ibu kota Philadelphia.
Menurut laporan Fox News, polisi berhasil menangkap 49 orang dewasa dan tiga remaja atas aksi penjarahan tersebut. Laporan tentang aksi penjarahan itu diterima polisi sekitar pukul 20:00 waktu setempat.
“Sebagai tindakan proaktif, petugas dari Distrik 9 menghentikan sekelompok pria berpakaian hitam dan memakai masker di persimpangan 17 Street dan Chestnut Street,” kata juru bicara polisi dalam sebuah pernyataan.
Petugas yang tiba di lokasi kejadian menemukan toko Foot Locker telah dijarah oleh sekelompok orang dengan terorganisir. Sejumlah orang pun melarikan diri begitu polisi tiba di lokasi.
Tak berselang lama, insiden penjarahan kembali dilaporkan. Kali ini, petugas menanggapi laporan penjarahan di Lululemon yang terletak di Walnut Street. Sebagian orang dalam jumlah yang cukup banyak pun berhasil diamankan.
Beberapa waktu kemudian, penjarahan dilaporkan terjadi di Apple Store di Walnut Street. Tidak ada penangkapan yang dilakukan sehubungan dengan insiden ini. iPhone dan iPad diambil dari toko, namun beberapa barang curian telah ditemukan di sekitar lokasi.
“Toko (Apple) mengalami kerugian dalam hal ponsel dan tablet, meskipun banyak barang curian telah ditemukan,” kata polisi.
Sebagai tanggapan, polisi mengatakan mereka mengambil langkah proaktif dengan mengunci jalan-jalan setempat untuk menyelidiki dan memastikan keselamatan masyarakat dan properti di wilayah yang terkena dampak.
Pihak berwenang juga menerima laporan tambahan mengenai kerusakan properti dan pencurian mobil di seluruh kota. Menurut polisi, tujuh mobil dicuri dari suatu tempat di bagian timur laut kota. Hingga Rabu sore, salah satu mobil dilaporkan telah ditemukan.
Penjarahan itu terjadi setelah hakim Philadelphia menolak dakwaan terhadap mantan petugas polisi Mark Dial dalam penembakan hingga tewas Eddie Irizarry yang berusia 27 tahun. Komisaris Sementara John Stanford mengatakan dalam konferensi pers bahwa para pencuri itu bukan bagian dari protes damai terhadap keputusan hakim.
“Ini tidak ada hubungannya dengan protes,” kata Stanford.
“Apa yang kami alami malam ini adalah sekelompok oportunis kriminal yang memanfaatkan situasi untuk mencoba menghancurkan kota kami,” sambungnya.
Berita itu muncul ketika Komisaris Polisi Philadelphia Danielle Outlaw mengundurkan diri pada awal September.
Data kejahatan dari Departemen Kepolisian Philadelphia menunjukkan ada penurunan kasus pembunuhan sebesar 21 persen pada tahun ini dibandingkan dengan hari yang sama pada tahun 2021, ketika kota tersebut mencatat 562 kasus pembunuhan sepanjang tahun.
Namun sebelum Outlaw memimpin departemen tersebut, data menunjukkan Philadelphia setiap tahun mencatat antara 246 hingga 391 kasus pembunuhan setiap tahun antara tahun 2007 dan 2019.
Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dan mereka berkomitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.