Penyintas Tragedi Itaewon Tuntut Kejelasan Kasus, Sebut Belum Ada Pihak yang Bertanggung Jawab

| 24 Oct 2023 13:15
Penyintas Tragedi Itaewon Tuntut Kejelasan Kasus, Sebut Belum Ada Pihak yang Bertanggung Jawab
Setahun tragedi Itaewon (Dok: Newsis_photo)

ERA.id - Sejumlah penyintas dan keluarga tragedi mematikan Itaewon menuntut kejelasan kasus yang menewaskan ratusan nyawa setahun lalu. Para penyintas menyatakan sampai saat ini tidak ada pejabat ataupun pihak yang dihukum atas tragedi Itaewon.

Menurut laporan Yonhap News, pihak keluarga yang masih diselimuti duka atas tragedi Itaewon mulai buka suara atas insiden tersebut. Mereka menuntut kebenaran di balik kecerobohan dalam penanganan mematikan tersebut.

"Setahun telah berlalu sejak kenangan buruk itu terjadi, namun tidak ada satu pun kebenaran yang terungkap dengan benar, dan belum ada seorang pun yang dihukum," kata Lee Jung Min, perwakilan keluarga yang berduka, seraya menyesali tragedi tersebut dengan cepat berlalu dari ingatan publik.

Lee kehilangan putrinya yang berusia 28 tahun tepat setahun lalu akibat tragedi Itaewon. Ia mengaku kehilangan putrinya membawa luka dan juga menghilangkan kehangatan di dalam keluarga.

"Hal-hal yang dinikmati orang-orang dalam kehidupan normal sehari-hari, seperti kebahagiaan atau kehangatan, semuanya hilang untuk kita," ungkapnya.

Sekitar 100 keluarga yang berduka menginginkan disahkannya undang-undang khusus yang mewajibkan penyelidikan penasihat independen mengenai apa yang salah dan siapa yang bertanggung jawab atas insiden mematikan tersebut sebelum akhir tahun.

Saat ini, persidangan sedang berlangsung terhadap beberapa pejabat polisi, pemadam kebakaran, dan kantor lingkungan yang didakwa atas tuduhan terkait dengan kecerobohan bencana dan respons pertolongan pertama.

Dalam berkas investigasi menunjukkan bahwa 87 panggilan darurat yang segera meminta bantuan pada malam tragedi tersebut sebagian besar diabaikan dan tidak ada tindakan pencegahan bencana yang diambil sebelumnya pada perayaan Halloween massal di akhir pekan, yang menunjukkan bahwa tragedi tersebut adalah 'buatan manusia'.

"Kami berharap undang-undang tersebut akan disahkan dalam tahun ini untuk mencari kebenaran di balik tragedi tersebut dan membantu para korban, terutama mereka yang tidak menerima bantuan dalam jumlah besar, agar mendapatkan kompensasi yang layak," kata Cho In Young, seorang pengacara yang mendukung keluarga korban.

Tragedi ini mendorong Korea Selatan untuk memikirkan kembali apa yang salah dan apa yang harus dilakukan, dan sejak itu pemerintah telah mengambil sejumlah langkah keselamatan untuk mencegah kecelakaan mematikan serupa terjadi lagi.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, pemerintah daerah diharuskan untuk menyusun rencana manajemen keselamatan untuk festival atau acara publik massal lainnya yang akan diadakan di wilayah masing-masing.

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, sistem pemantauan pengelolaan massa juga akan dibentuk untuk mengawasi kepadatan massa melalui kamera pengintai, dan memberi tahu polisi dan petugas pemadam kebakaran jika ada bahaya.

Menjelang peringatan pertama tragedi tersebut minggu ini, hotel, taman hiburan, dan toko diskon telah memutuskan untuk menghentikan pemasaran Halloween tahun ini. Banyak pengunjung pesta Halloween juga berencana untuk mengalihkan perayaan mereka ke kawasan kehidupan malam populer lainnya di dekat Universitas Hongik daripada di Itaewon.

Pada hari peringatan hari Minggu depan, keluarga yang berduka berencana memperingati tragedi tersebut dengan acara berkabung publik di pusat kota Seoul yang mencakup pawai dari Itaewon ke Balai Kota Seoul dan unjuk rasa massal di malam hari.

Song Hae Jin, ibu dari korban ke-159, mengatakan dia ingin banyak orang bergabung dalam peringatan hari Minggu tersebut untuk "saling menghibur dan memikirkan apa yang bisa kita lakukan di tempat kita masing-masing agar tidak terluka lagi."

Putranya, seorang siswa berusia 16 tahun, bunuh diri saat berduka atas kematian dua temannya yang mengunjungi Itaewon pada malam tragedi tersebut.

"Saya ingin lebih banyak orang mengunjungi lokasi kecelakaan lagi dan mengingat orang-orang yang menjadi korban di sana. Mengingat adalah berkabung," ungkap Lee.

Tragedi Itaewon terjadi pada malam perayaan Halloween pada 29 Oktober 2022. Sekitar 100.000 orang memadati kawasan tersebut dengan memakai beragam kostum unik.

Para korban tewas tehimpit di gang sempit selebar 3,2 meter. Kerumunan masa pun memaksa masuk dan memadati jalan setapak itu. Akibatnya bencana buruk itu terjadi dan menwaskan sedikitnya 159 nyawa. Para korban rata-rata kehabisan napas karena sesak akibat terhimpit.

Rekomendasi