Detik-Detik Gengster Sabotase Siaran Langsung Televisi di Ekuador, Todong Senjata Api Sambil Teriak: Jangan Main-Main dengan Mafia!

| 10 Jan 2024 16:55
Detik-Detik Gengster Sabotase Siaran Langsung Televisi di Ekuador, Todong Senjata Api Sambil Teriak: Jangan Main-Main dengan Mafia!
Gengster ekuador sabotase tv (Dok: Istimewa)

ERA.id - Sekelompok gengster yang mengenakan masker wajah melakukan sabotase di siaran langsung di studio TC Television di Guayaquil, Ekuador. Para gengster itu terlihat menodongkan senjata api sambil berteriak dalam tayangan televisi yang disiarkan secara langsung.

Sabotase program televisi itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit oleh sekelompok gengster bersenjata api. Mereka memberikan ancaman kepada siapa saja yang berada di dalam studio maupun penonton di rumah.

Pertama, seorang pria bersenjata muncul di tengah-tengah siaran langsung stasiun TV publik, diikuti oleh pria kedua yang membawa senapan, lalu pria ketiga dan seterusnya.

Dengan judul acara “After the News” di belakang mereka, pegawai stasiun dibawa ke lokasi syuting dan disuruh berbaring. Jeritan terdengar disusul suara tembakan.

“Kami sedang mengudara, jadi Anda tahu bahwa Anda tidak bisa bermain-main dengan mafia,” salah satu penyerang terdengar berkata, dikutip AFP, Rabu (10/1/2024).

Orang-orang bersenjata bertopeng terlihat mengarahkan senjata ke staf berita. Seseorang di dalam studio berkata, “Jangan tembak!” Setelah sekitar 15 menit transmisi terputus.

Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sebuah stasiun TV di Ekuador terjadi beberapa jam setelah serangkaian serangan lain dan penculikan petugas polisi. Peristiwa ini juga terjadi setelah dua pemimpin geng paling kuat di Ekuador melarikan diri dari penjara.

Alina Manrique, kepala pemberitaan TC Television, mengatakan gengster itu mengarahkan pistol ke bagian kepalanya. 

“Mereka mengarahkan pistol ke kepala saya. Saya memikirkan tentang seluruh hidup saya, tentang kedua anak saya," ujarnya.

Manrique mengatakan beberapa penyerang lari dari studio dan mencoba bersembunyi ketika mereka menyadari bahwa mereka dikepung oleh polisi.

“Saya masih shock. Semuanya telah runtuh. Yang saya tahu adalah inilah waktunya untuk meninggalkan negara ini dan pergi sangat jauh," tegasnya.

Petugas polisi memasuki stasiun TV dan berhasil menaklukkan para penyerang, yang dapat menghadapi hukuman hingga 13 tahun penjara jika mereka dinyatakan bersalah melakukan terorisme. Sementara itu, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat insiden tersebut.

Rekomendasi