Usai Ramai Diboikot, Itochu Corp Putus Kerja Sama dengan Perusahaan Pertahanan Israel

| 05 Feb 2024 19:15
Usai Ramai Diboikot, Itochu Corp Putus Kerja Sama dengan Perusahaan Pertahanan Israel
Itochu Corp cabut kerja sama dengan Israel (Dok: instagram/itochuintl)

ERA.id - Unit penerbangan Itochu Corp memutuskan untuk mengakhiri kerja sama strategisnya dengan perusahaan pertahanan Israel, Elbit Systems Ltd. Pemutusan hubungan ini menyusul aksi seruan boikot terhadap salah satu gerai yang didanai oleh Itochu Corp, FamilyMart.

Kepala Keuangan Itochu Tsuyoshi Hachimura mengatakan hubungan kerja sama itu diakhiri menyusul keputusan Pengadilan Dunia atas perintah terhadap Israel untuk mengakhiri genosida di Jalur Gaza. Dia menjelaskan impor peralatan pertahanan itu tidak terkait dengan konflik yang saat ini terjadi di Gaza.

"Kemitraan ini didasarkan pada permintaan dari kementerian pertahanan Jepang dengan tujuan mengimpor peralatan pertahanan untuk Pasukan Bela Diri yang diperlukan untuk keamanan Jepang, dan sama sekali tidak terkait dengan konflik saat ini antara Israel dan Palestina," kata Tsuyoshi Hachimura, dikutip Reuters, Senin (5/2/2024).

Itochu Aviation, Elbit Systems, dan Nippon Aircraft Supply (NAS) menandatangani nota kesepahaman kerja sama strategis (MoU) pada Maret 2023.

"Dengan mempertimbangkan perintah Mahkamah Internasional pada tanggal 26 Januari, dan bahwa pemerintah Jepang mendukung peran Pengadilan tersebut, kami telah menangguhkan kegiatan baru terkait MOU tersebut, dan berencana untuk mengakhiri MOU tersebut pada akhir bulan Februari," ujarnya.

Sebelumnya di media sosial, netizen menyerukan aksi boikot terhadap salah satu gerai ternama, FamilyMart. Hal ini lantaran salah satu pemegang saham terbesar gerai tersebut adalah Itochu Corp.

Itochu melaporkan penurunan laba bersih sebesar 10,3 persen pada bulan April-Desember karena rendahnya harga batubara dan pulp serta keuntungan yang lebih kecil dari perdagangan energi.

Perusahaan ini membukukan keuntungan sebesar 611,7 miliar yen (Rp64 triliun) dalam sembilan bulan hingga 31 Desember dibandingkan dengan 682,2 miliar yen (Rp72 triliun) pada tahun sebelumnya.

Perusahaan perdagangan tersebut mempertahankan perkiraan laba setahun penuh hingga akhir Maret sebesar 800 miliar yen, di bawah perkiraan rata-rata 821 miliar yen dalam jajak pendapat terhadap 9 analis yang dikumpulkan oleh LSEG.

Rekomendasi