Dinilai Bisa Mengganggu Konflik, Menteri Israel Minta Bulan Ramadan Dihapus

| 06 Mar 2024 16:30
Dinilai Bisa Mengganggu Konflik, Menteri Israel Minta Bulan Ramadan Dihapus
Menteri Israel minta ramadan dihapus (X/OnlinePalEng)

ERA.id - Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu menyerukan untuk menghapus bulan Ramadan yang akan datang beberapa hari ke depan. Seruan itu disampaikan Eliyahu menyusul ketegangan di Tepi Barat dan Yarusalem Timur.

"Apa yang disebut sebagai bulan Ramadan harus dihilangkan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihilangkan," kata Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu, dikutip Anadolu, Rabu (6/3/2024).

Politisi sayap kanan tersebut adalah menteri dari partai Otzma Yehudit yang dipimpin oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.

Pada November lalu, Eliyahu mengatakan menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza adalah sebuah pilihan.

Baru-baru ini, kebocoran keamanan Israel menunjukkan kekhawatiran akan terjadinya peningkatan situasi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang diduduki selama bulan Ramadan sebagai akibat dari perang Israel di Gaza.

Selain itu, ada pula rencana pembatasan yang ingin diberlakukan oleh pemerintah Tel Aviv di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan.

Media Israel mengatakan bahwa pemerintah Amerika menekan Tel Aviv untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas mengenai pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza sebelum Ramadan, yang dimulai sekitar sepuluh hari lagi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis bahwa terlalu dini untuk mengatakan Tel Aviv telah mencapai kesepakatan mengenai pertukaran tahanan dengan Hamas.

Ketika pembicaraan mengenai kesepakatan pembebasan sandera berlanjut dengan mediasi dari AS, Qatar dan Mesir, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Senin bahwa Israel akan menghentikan perangnya melawan Gaza selama bulan suci Ramadan jika kesepakatan tercapai.

Sementara itu, kelompok Hamas Palestina, yang diyakini menyandera lebih dari 130 warga Israel, menuntut diakhirinya serangan Israel di Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan penyanderaan.

Kesepakatan sebelumnya pada November 2023 menghasilkan pembebasan 81 warga Israel dan 24 warga asing dengan imbalan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.

Setidaknya 30.035 warga Palestina telah terbunuh dan 70.457 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan

Rekomendasi