ERA.id - Jaksa Penuntut Negara Israel Amit Aisman berupaya membuka penyelidikan kriminal terhadap Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir. Penyelidikan ini sehubungan dengan tuduhan menghasut kekerasan terhadap warga Palestina di Gaza.
Perusahaan Penyiaran Israel (KAN) resmi melaporkan bahwa Aisman telah meminta izin kepada Jaksa Agung Gali Baharav-Miara untuk membuka penyelidikan kriminal terhadap Ben-Gvir.
Laporan tersebut mengatakan bahwa keputusan sekarang ada di tangan Baharav-Miara, dan masalah tersebut masih dalam diskusi. Namun, kecil kemungkinan tuntutan resmi akan diajukan terhadap Ben-Gvir meskipun penyelidikan telah dimulai.
"Penyelidikan akan menghasilkan dakwaan," laporan itu mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di kantor Kejaksaan Agung, dikutip Anadolu, Rabu (3/7/2024).
Para pengamat percaya bahwa penyelidikan ini merupakan upaya untuk menunjukkan kepada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) bahwa Israel mematuhi arahannya untuk menyelidiki dan menghukum individu atau kelompok mana pun yang melanggar larangan Konvensi Genosida untuk menghasut genosida.
Laporan itu juga mencatat bahwa secara eksternal, ada pertimbangan terkiat 'menenangkan' ICC dan menunjukkan bahwa sistem peradilan Israel menyelidiki mereka yang dituduh melakukan penghasutan.
Sepanjang perang di Gaza, Ben-Gvir secara konsisten menargetkan warga Palestina, menganjurkan pemindahan paksa dan bahkan mengusulkan undang-undang di Knesset (parlemen) untuk mengeksekusi tahanan Gaza dengan tembakan di kepala.
Pada bulan Mei, Kepala Jaksa ICC Karim Khan meminta surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant, menganggap mereka bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Seruan untuk tindakan lebih lanjut semakin meningkat, dengan kelompok hak asasi manusia Palestina dan internasional menyerukan surat perintah tambahan terhadap Ben-Gvir karena ucapannya yang berulang kali menghasut. Baru-baru ini, ia menganjurkan untuk menembak kepala tahanan Palestina daripada memberi mereka lebih banyak makanan.