Polisi Gerebek Kantor Penipuan Online Bermodus Love Scamming di Filipina, Ratusan Warga China Ditangkap

| 04 Oct 2024 21:15
Polisi Gerebek Kantor Penipuan Online Bermodus Love Scamming di Filipina, Ratusan Warga China Ditangkap
Love scamming Filipina (rawpixel.com)

ERA.id - Ratusan warga negara China ditangkap oleh pihak berwenang Filipina atas dugaan keterlibatan dalam penipuan online. Penangkapan ini dilakukan setelah sebuah tempat digerebek polisi. 

Penggerebekan itu dilakukan oleh polisi dan pihak berwenang lainnya di sebuah gedung kantor pada Kamis (3/10) larut malam. Dari penggerebekan itu ditemukan staf dengan ratusan telepon, komputer, dan kartu SIM lokal dan internasional yang telah didaftarkan sebelumnya.

"Ini adalah tanda bahaya penipuan cinta yang mengorbankan warga negara asing," kata Komisi Anti-Kejahatan Terorganisasi Kepresidenan, dilansir AFP, Jumat (4/10/2024).

Komisi itu menambahkan bahwa penemuan ini mengacu pada skema di mana penipu berpura-pura memiliki perasaan romantis terhadap korbannya untuk mendapatkan kepercayaan mereka dan akhirnya mencuri uang mereka.

Kejahatan online dengan modus love scamming telah menilmbulkan kekhawatiran internasional, terutama di Asia. Penipuan dengan modus seperti itu sering kali dikelola oleh korban perdagangan manusia yang ditipu atau dipaksa untuk mempromosikan investasi kripto palsu dan penipuan lainnya.

Pada bulan Juli, Presiden Filipina Ferdinand Marcos melarang semua bentuk operator permainan lepas pantai, termasuk pemegang lisensi permainan internet, setelah industri perjudian ditemukan terkait dengan penipuan keuangan, penculikan, prostitusi, perdagangan manusia, penyiksaan, dan pembunuhan.

Ribuan pekerja asing di perusahaan terlarang itu diberi waktu dua bulan untuk meninggalkan Filipina. 

Dalam penggerebekan di Manila pada hari Kamis, 190 warga Tiongkok, dua warga Taiwan, dan 62 warga Filipina ditahan di kantor sebuah perusahaan bernama 3D Analyzer Information Technologies Inc. 

Perusahaan itu dulunya memiliki lisensi game online, tetapi kemudian memberi tahu regulator bahwa mereka telah menghentikan operasi.

"Kami mencari paspor atau visa kerja mereka, tetapi mereka tidak dapat menunjukkan apa pun kepada kami," kata Gilberto Cruz, direktur eksekutif komisi anti-kejahatan. 

Komisi itu menekankan pihaknya akan bekerja sama dengan misi Beijing dan Taipei untuk membantu mengidentifikasi dan mengatur deportasi orang asing tersebut. 

"Sementara itu, warga Filipina yang terbukti terlibat dalam kegiatan penipuan akan didakwa di pengadilan," imbuh Cruz. 

Lebih lanjut, Cruz mengatakan komisi tersebut juga akan mengajukan surat perintah kepada pengadilan untuk menggeledah komputer yang ditemukan di dalam kantor tersebut.

Rekomendasi