Mantan PM Malaysia Najib Razak Minta Maaf Soal Skandal Korupsi 1MDB, Bersikukuh Tidak Bersalah

| 25 Oct 2024 15:45
Mantan PM Malaysia Najib Razak Minta Maaf Soal Skandal Korupsi 1MDB, Bersikukuh Tidak Bersalah
Najib Razak (X/@NajibRazak)

ERA.id - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, meminta maaf kepada warganya atas skandal keuangan 1Malaysia Development Berhad (1MDB) senilai miliaran dolar. Najib yang dipenjara atas kasusu itu mengaku tidak tahu ada dana ilegal.

Dalam surat yang dibacakan oleh putranya, Mohamad Nizar Mohd Najib, Najib mengaku sedih mengetahui skandal 1MDB terjadi di bawah pengaswasannya. Najib pun meminta maaf karena gagal mengawasi skandal tersebut.

"Setiap hari saya merasa sedih mengetahui bahwa bencana 1MDB terjadi di bawah pengawasan saya sebagai menteri keuangan dan perdana menteri. Untuk itu, saya ingin meminta maaf tanpa syarat kepada rakyat Malaysia," katanya dalam surat tersebut, dikutip Reuters, Jumat (25/10/2024).

Pengadilan tinggi Malaysia pada tahun 2022 memutuskan Najib bersalah atas korupsi dan pencucian uang karena menerima sekitar 10 juta dolar AS (Rp156 miliar) secara ilegal dari mantan unit 1MDB SRC International. Dia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, yang kemudian dikurangi setengahnya oleh dewan pengampunan yang diketuai oleh mantan raja Malaysia.

Najib bersikukuh mengaku tidak bersalah atas skandal 1MDB tersebut. Najib menekankan bahwa dana yang diterimanya saat itu merupkan sumbangan politik dari Arab Saudi. Tetapi dia menolak memberi tanggapan soal transfer uang dari 1MDB.

"Dianggap bertanggung jawab secara hukum atas hal-hal yang tidak saya mulai atau sadari tidak adil bagi saya dan saya berharap serta berdoa agar proses peradilan pada akhirnya akan membuktikan ketidakbersalahan saya," teagsnya.

Berdasarkan putusan pengadilan, Najib menerima lebih dari 1 miliar dolar AS yang dapat dilacak ke 1MDB, termasuk transfer sebesar 681 juta dolar AS pada tahun 2013. Tetapi hal ini kembali dibantah oleh Najib.

Najib justru menuding pengusaha buronan Jho Low dan dua eksekutif di perusahaan minyak Saudi Petrosaudi berkolusi untuk menggelaokan dana SRC tanap sepengetahuannya di tahun 2009 dan 2010.

Di sisi lain, Low menghadapi tuntutan di Amerika Serikat dan Malaysia atas dugaan peran utamanya dalam skandal tersebut. Sedangkan dua petinggi Petrosaudi dihukum oleh pengadilan Swiss pada Agustus lalu karena menggelapkan dana 1MDB.

Penyelidik antikorupsi Malaysia sebelumnya mengatakan penyelidikan mereka terhadap 1MDB selama masa jabatan Najib telah diblokir, dengan para saksi menghilang dan ancaman pembunuhan dilontarkan terhadap mereka.

Najib menghadapi beberapa persidangan korupsi lainnya. Pengadilan Malaysia akan memutuskan pada tanggal 30 Oktober apakah akan membebaskannya atau memintanya untuk mengajukan pembelaan atas tuduhan pencucian uang dan korupsi dalam kasus terkait 1MDB.

Rekomendasi