ERA.id - Pemerintah Australia mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap Chatbot AI milik China, DeepSeek. Kewaspadaan ini ditekankan pada masalah privasi para pengguna atas buatan aplikasi asal China itu.
Menteri Perindustrian dan Sains Australia Ed Husic mengatkan masalah privasi atas DeepSeek menjadi perhatian khusus baginya. Husic mendesak para pengguna untuk hati-hati sebelum mengunduhnya.
"Saya pikir orang-orang secara alami akan tertarik pada hal itu. Saya pikir ada kesamaan dengan apa yang telah Anda lihat dalam diskusi seputar TikTok yang juga muncul di sekitar DeepSeek. Saya tidak akan terkejut jika hal itu muncul," katanya, dikutip Anadolu, Selasa (28/1/2025).
Sebelumnya, Menteri Australia mengatakan bahwa China bertekad untuk menjadi pemimpin dunia dalam kecerdasan buatan. Ia meminta masyarakat untuk waspada dan hati-hati dalam mengunduh aplikasi itu.
"Saya akan sangat berhati-hati mengenai hal itu," katanya kepada ABC.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump menanggapi kemunculan DeepSeek yang secara mengejutkan mengalahkan ChatGPT di App Store milik Apple. Trump mengatakan DeepSeek seharusnya menjadi peringatan bagi perusahaan teknologi Amerika.
Diketahui DeepSeek menawarkan alternatif lebih efisien dan murah dibandingkan ChatGPT milik OpenAI. DeepSeek didukung oleh dana lindung nilai China High-Flyer, dan telah meluncurkan model bahasa besar (LLM) DeepSeek-R1 pada 20 Januari 2025.
Berbeda dengan platform ChatGPT yang berbasis langganan dan bersumber tertutup, dengan harga 200 dolar AS per bulan, DeepSeek-R1 sepenuhnya bersumber terbuka dan gratis, yang memungkinkan pengguna untuk mengakses dan mengoperasikannya pada perangkat keras asli tanpa batasan.