ERA.id - Israel meluncurkan serangan ke bandara Yaman menjelang keberangkatan jamaah Haji di Bandara Internasional Sana'a, Rabu (28/5). Serangan itu disebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai balasan.
Yemenia Airlines mengutuk serangan yang diluncurkan Israel sebagai tindakan pengecut yang tidak bertanggung jawab. Maskapai menyebut serangan itu terjadi hanya beberapa jam sebelum keberangkatan jamaah haji dari Yaman.
"Pesawat Yemenia Airlines lainnya secara langsung dan pengecut menjadi sasaran pagi ini, beberapa saat sebelum jadwal keberangkatan jamaah haji. Pesawat tersebut telah menerima semua izin yang diperlukan untuk pendaratan, operasi, dan lepas landas dari semua otoritas terkait," kata maskapai tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip ABC News, Jumat (30/5/2025).
Akibat serangan itu, maskapai memutuskan untuk menangguhkan seluruh penerbangan Yemenia Airlines dari Bandara Internasional Sana'a.
"Ini adalah hasil dari tindakan teroris pengecut yang menargetkan pesawat sipil Yaman, milik perusahaan nasional yang telah menjauhkan diri dari semua konflik dan sepenuhnya berdedikasi untuk melayani semua orang mulia kami tanpa diskriminasi," imbuh pernyataan itu.
Di sisi lain, Netanyahu dalam cuitannya di X mengatakan bahwa serangan itu sebagai peringatan kepada Houthi dan Iran. Ia bahkan mengancam akan ada serangan lanjutan kepada Houthi yang didukung oleh Iran.
"Kami bekerja sesuai dengan aturan sederhana: Siapa pun yang menyakiti kami, kami menyakiti mereka. Siapa pun yang tidak memahami ini dengan kekuatan, sekarang akan memahaminya dengan kekuatan yang lebih besar," kata Netanyahu.
Meski demikian, Netanyahu menekankan bahwa tindakan Houthi tidak lepas dari peran Iran yang terus menyokong agresi terhadap Israel.
"Tetapi, seperti yang telah saya katakan lebih dari sekali: Houthi hanyalah gejalanya. Kekuatan pendorong utama di belakang mereka adalah Iran, yang bertanggung jawab atas agresi yang berasal dari Yaman," lanjut Netanyahu.
Diketahui Houthi telah menyerang pengiriman regional dan meluncurkan drone dan rudal ke Israel sejak serangan mendadak Hamas yang mematikan di Israel pada 7 Oktober 2023. Houthi mengatakan serangan mereka adalah protes terhadap perang Israel melawan Hamas di Gaza.
Sebagai tanggapan, Pasukan Pertahanan Israel telah menyerang sejumlah target di Yaman yang dikuasai Houthi. IDF sebelumnya telah mengebom bandara di Sana'a pada Desember 2024 dan awal bulan ini.
IDF mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa serangan terbaru tersebut menargetkan bandara pusat di Sana'a dan sebuah pesawat milik organisasi teroris Houthi.
"Pesawat yang diserang tersebut digunakan oleh rezim teroris Houthi untuk mengangkut teroris yang mempromosikan aksi teroris terhadap negara Israel," kata IDF.
"IDF bertekad untuk terus bertindak dan menyerang dengan kekuatan siapa pun yang mengancam penduduk negara Israel, pada jarak berapa pun yang diperlukan," lanjutnya.
Bulan lalu, Houthi setuju untuk mengakhiri serangan terhadap pengiriman komersial Amerika di wilayah tersebut dengan imbalan diakhirinya serangan udara AS yang gencar terhadap mereka, sebuah kampanye yang dimulai oleh Presiden Donald Trump pada bulan Maret.
Houthi mengatakan bahwa perjanjian tersebut tidak termasuk menghentikan serangannya terhadap Israel, dan sejak itu telah meluncurkan beberapa pesawat nirawak dan rudal balistik ke negara tersebut.