Tuai Protes Keras, Pemerintah India Wajibkan Pelajar Ikut Sesi Zumba di Sekolah

| 03 Jul 2025 21:05
Tuai Protes Keras, Pemerintah India Wajibkan Pelajar Ikut Sesi Zumba di Sekolah
Zumba di sekolah India (Dok. BBC)

ERA.id - Pemerintah negara bagian Karela di India Selatan menolak larangan zumba bagi anak-anak di sekolah. Pemerintah Karela menekankan unsur agamai tidak boleh dikaitkan dengan pendidikan.

Menteri Pendidikan negara bagian tersebur, V Sivankutty, mengatakan gelombang protes soal zumba di sekolah lebih berbahaya dari 'asalah narkoba. Ia menekankan tidak akan membatalkan program tersebut, dengan menambahkan bahwa agama tidak boleh dicampur dengan pendidikan.

"Mereka yang memprotes membuktikan diri mereka lebih berbahaya daripada masalah narkoba apa pun," kata V Sivankutty, dikutip BBC, Kamis (3/7/2025).

Sivankutty menambahkan bahwa meskipun sekolah telah diminta untuk memasukkan zumba ke dalam kurikulum, kelas-kelas tersebut tetap menjadi pilihan bagi para siswa.

"Kami tidak memaksa siapa pun - Anda selalu dapat memilih untuk tidak ikut jika Anda mau," tegasnya.

Diketahui sekitar 14.000 sekolah negeri di Karela diminta untuk menyelenggarakan sesi zumba harian sebagai bagian dari kampanye antinarkoba yang diluncurkan pemerintah bulan lalu.

Keputusan tersebut ditentang keras oleh beberapa organisasi Hindu dan Muslim di negara bagian tersebut, yang mengatakan bahwa tarian tersebut merupakan bentuk invasi budaya.

Kelompok tersebut mendesak orang tua dan guru untuk memboikot program tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu bertentangan dengan keyakinan agama dan nilai-nilai moral mereka. 

Samstha Kerala Jamiyyathul Ulema, sebuah organisasi ulama Muslim yang berpengaruh di negara bagian tersebut, yang mengelola ratusan sekolah agama menentang keras kelas zumba tersebut. Pihaknya mengatakan bahwa anak laki-laki dan perempuan yang menari bersama tidak bisa diterima.

"Zumba bertentangan dengan nilai-nilai moral India karena mengharuskan siswa mengenakan pakaian ketat dan menari berdekatan. Ini tidak boleh diterima," kata juru bicara kelompok tersebut, Nasar Faizy Koodathai.

Bahkan dalam sebuah pernyataan awal minggu ini, Direktur organisasi tersebut, R Sanjayan, menyebut zumba sebagai impor "asing" dan mengatakan bahwa memaksakannya kepada siswa atas nama memerangi penggunaan narkoba adalah "jahat".

"Ada motif tersembunyi di balik promosi ekspor budaya asing seperti zumba oleh pemerintah, yang tidak berupaya memperkaya atau melindungi tradisi kita," katanya.

Langkah mengenalkan zumba pada sesi pendidikan ini dilakukan sebagai kampanye memerangi narkoba di kalangan pelajar. Berdasarkan pedoman tersebut, semua sekolah negeri telah diminta untuk mempekerjakan instruktur zumba terlatih untuk mengadakan sesi harian bagi para siswa.

Kurikulum dan jadwalnya harus dirancang dengan mempertimbangkan kenyamanan siswa dan guru. Para pelajar juga mengenakan seragam sekolah selama sesi zumba sehingga tidak menimbulkan persepsi negatif.

Rekomendasi