Komentar Toxic Warganet Soal Rok Politisi Ryu Ho-Jeong di Korea Selatan

| 08 Aug 2020 15:30
Komentar <i>Toxic</i> Warganet Soal Rok Politisi Ryu Ho-Jeong di Korea Selatan
Ryu Ho-Jeong, politisi dari partai minoritas Justice Party di Korea Selatan. Ia menjadi obyek kekerasan verbal karena memakai rok di Dewan Permusyawaratan Nasional Korea Selatan.

ERA.id - Politisi perempuan Ryu Ho-jeong menjadi menjadi obyek kekerasan verbal di media sosial Korea Selatan setelah terlihat memakai rok saat bekerja di parlemen Korea Selatan.

Foto Ryu Ho-Jeong yang berjalan dengan rok kotak-kotak merah putih diambil pada Selasa (5/8/2020). Mulai saat itu, dengan beredarnya foto tersebut di media sosial, sang politisi menerima cercaan bernada seksis dari warganet.

Beberapa komentar mengatakan bahwa penampilannya tidak cocok bagi formalitas parlemen Korea Selatan, di mana politisi perempuan hanyalah 19 persen dari total anggota parlemen, seperti diberitakan CNN. Beberapa orang bahkan mempertanyakan kapasitas Ryu, yang masih berumur 27 tahun, sebagai anggota parlemen.

"Suatu saat dia akan berangkat kerja dengan memakai bikini," tulis sebuah komentar.

"Apakah ini di warung bar?" tulis komentar lain di sebuah laman Facebook bagi pendukung Partai Demokratik Korea Selatan.

Berbicara dengan laman Yonhap, Ryu mengaku memakai rok untuk "meruntuhkan tradisi" bahwa pembuat kebijakan harus memakai jas.

"Otoritas Dewan Permusyawaratan Nasional tidak dibangun dari jas tersebut."

Ryu juga mendapat dukungan dari partai dari kedua kubu, termasuk dari Partai Demokratik yang tengah berkuasa.

"Kami tidak setuju dengan suara-suara yang menagatakan bahwa politisi perempuan tidak kapabel hanya karena penampilan dan citranya," kata pernyataan dari Partai Keadilan, yang merupakan partai Ryu.

"Kami pastikan bahwa ini adalah tahun 2020," tambah partai tersebut.

Ko Min-jung, politisi dari Partai Demokrat, mengaku tidak setuju dengan cara berpakaian Ryu. Namun, ia juga tidak setuju bila politisi perempuan tersebut menjadi obyek kritik berlebihan hanya karena gaya pakaiannya.

"Saya senang dia melawan atmosfer Dewan Permusyawaratan Nasional yang kelewat diam dan otoriter," tulis Ko di sebuah post Facebook.

Rekomendasi