ERA.id - Kanada batal menjalankan pengembangan vaksin COVID-19 dari perusahaan farmasi asal China, CanSino, karena perusahaan tersebut terlambat mengirimkan produk vaksin tersebut.
Kabar ini ditepis oleh CanSino. Namun, konfirmasi didapatkan dari Konsul Riset Nasional Kanada, yaitu bahwa uji klinis dari calon vaksin Ad5-nCoV di Kanada tidak akan dilanjutkan.
"Karena keterlanmbatan pengiriman vaksin COVID-19 CanSino, dan karena CanSino telah merampungkan uji klinis 1 dan 2 di lokasi lain, maka operasi [di Kanada] dihentikan dan NRC akan memfokuskan tim dan fasilitas ke prioritas COVID-19 yang lain."
Seperti dilansir South China Morning Post (SCMP), Kamis lalu (27/8/2020), CanSino, yang didaftarkan ke bursa saham Hong Kong, merilis pernyataan pada otoritas bursa saham setempat yang isinya membantah bahwa pemerintah Kanada telah menghentikan proyek riset vaksin.
Perjanjian antara konsul riset Kanada dengan CanSino untuk menjalankan uji klinis fase 1 disahkan pada bulan Mei lalu.
Ad5-nCoV saat ini berada di jajaran terdepan kandidat vaksin COVID-19. Ia dikembangkan oleh tim peneliti militer China pimpinan Mayor Jenderal Chen Wei bersama perusahaan farmasi CanSino.
Konsul Riset Nasional Kanada mengatakan mereka mengalihkan fokus kolaborasinya ke sejumlah mitra dari Amerika Utara. Mereka saat ini berpartner dengan VBI Vaccines dan Vaccine and Infectious Disease Organisation-International Vaccine Centre dari Universitas Saskatchewan.
Awalnya, uji klinis fase pertama dijadwalkan akan berjalan pada awal Juni. Namun, pengiriman vaksin CanSino terhambat oleh urusan perijinan.
Saat ini uji klinis fase 3 dari Ad5-nCoV sedang dilakukan di Arab Saudi dan Rusia. Meski begitu, pihak militer China telah lebih menyetujui untuk menyuntikkan kandidat vaksin tersebut ke personil angkatan bersenjata China.