India Kini Bisa Pakai Data Satelit AS untuk Membidik Musuh

| 27 Oct 2020 20:15
India Kini Bisa Pakai Data Satelit AS untuk Membidik Musuh
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper dan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh berjabat tangan saat ia tiba untuk melakukan inspeksi pengawal kehormatan di New Delhi, India, Senin (26/10/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/hp/cfo)

ERA.id - India, di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper ke negara itu, akan menandatangani perjanjian berbagi data satelit dengan Amerika Serikat (AS).

Kementerian Pertahanan India, Senin (26/10/2020) seperti dilansir ANTARA, menyebutkan bahwa Esper bertemu Menteri Pertahanan India Rajnath Singh pada hari yang sama dan membahas Pertukaran Dasar dan Perjanjian Kerja Sama (Basic Exchange and Cooperation Agreement on Geospatial Cooperation/BECA) dalam Kerja Sama Geospasial.

"Kedua menteri menyatakan puas atas perjanjian BECA yang akan ditandatangani pada kunjungan ini," kata Kementerian Pertahanan India dalam pernyataan.

Kesepakatan itu akan mengizinkan India untuk mengakses data topografi, kelautan, dan penerbangan yang dianggap vital dalam membidik target oleh rudal dan drone bersenjata.

Di bawah perjanjian itu pula, AS dapat menyediakan bantuan pelayaran dan penerbangan melalui pesawat yang dipasok AS ke India, menurut sumber di Kementerian Pertahanan India.

"Diskusi kami hari ini sangat berbobot, bertujuan untuk memperdalam lagi kerja sama pertahanan di berbagai aspek," tulis Singh dalam sebuah cuitan di Twitter.

Perusahaan AS telah menjual senjata ke India senilai lebih dari 21 miliar dolar AS (sekitar Rp308,2 triliun) sejak 2007, dan AS mendorong India agar menandatangani perjanjian untuk berbagi informasi sensitif dan komunikasi dengan enkripsi demi penggunaan yang lebih baik pada peralatan militer canggih.

Kunjungan Pompeo dan Esper, dan pertemuan keduanya dengan menlu dan menhan India, dilakukan ketika India menemui jalan buntu dalam perselisihannya dengan China terkait sengketa perbatasan Himalaya yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Esper juga mengundang Australia untuk ikut serta dalam latihan angkatan laut gabungan yang dijadwalkan November di Teluk Benggala bersama AS, India, dan Jepang.

China, lawan politik utama AS, berulang kali menentang latihan perang yang melibatkan banyak negara seperti itu, yang dianggapnya bertujuan melawan China. India telah sekian lama membantah memperluas latihan perang dengan tujuan itu.

Bagaimanapun, menurut para analis, ketegangan di perbatasan dengan China belum lama ini, yang menimbulkan bentrokan hingga menewaskan 20 orang tentara India, membuat India semakin mendekat kepada AS.

Pada Selasa, menteri luar negeri dan menteri pertahanan dari kedua negara akan menggelar pertemuan resmi two plus two.

 

 

Rekomendasi