Bayi Ditemukan di Toilet Bandara, Penumpang Qatar Airways Ditelanjangi

| 28 Oct 2020 15:57
Bayi Ditemukan di Toilet Bandara, Penumpang Qatar Airways Ditelanjangi
Maskapai Qatar Airways. (Foto: Flickr)

ERA.id - Pemerintah Australia menyatakan gusar terhadap insiden yang dialami 13 warga perempuan Australia penumpang maskapai Qatar Airways yang diminta menanggalkan pakaian dan menjalani pemeriksaan medis menyusul ditemukannya bayi di Bandara Internasional Hamad, Doha, Qatar.

Seperti dilansir The Guardian, Senin (26/10/2020), penerbangan QR908 menuju Sydney, Australia, dijadwalkan meninggalkan Bandara Hamad pada pukul 8.30, Jumat 2 Oktober lalu. Namun, penerbangan sempat ditunda selama 4 jam karena otoritas bandara menemukan di dalam tempat sampah, bayi yang baru saja lahir dan terbungkus plastik.

Salah satu sumber koran tersebut, Dr Wolfgang Babeck, adalah satu dari 34 penumpang QR908. Ia mengaku berbicara dengan beberapa perempuan yang diminta turun dari pesawat dan menjalani pemeriksaan.

"Setidaknya, satu dari mereka menangis. Banyak dari mereka yang bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi dan berkata bahwa hal yang mereka alami saat itu sangat tidak bisa diterima dan menjijikkan," kata Babeck.

Ia lantas mendapat cerita dari beberapa penumpang yang diperiksa, bahwa mereka diminta untuk menanggalkan pakaian di dalam sebuah ruangan tertutup di bandara, lalu mereka diminta untuk menemui seorang dokter perempuan.

"Tubuh mereka dicek secara detail, dan seluruh pakaian mereka, termasuk pakaian dalam, harus ditanggalkan. Dan lalu dokter itu akan mencoba merasakan rahim dan perut bagian bawah para perempuan, merasakan apakah mereka baru saja melahirkan," kata Babeck, menambahkan bahwa salah satu dari para perempuan itu diberitahu bahwa otoritas bandara sedang mencoba menemukan ibu dari bayi yang ditemukan berada di dalam toilet bandara.

Total ada 18 penumpang perempuan Qatar Airways yang diperiksa. Selain 13 warga Australia, ada 1 warga Prancis yang juga mendapat perlakuan kurang mengenakkan tersebut," kata kantor berita AFP, Rabu (28/10/2020).

Insiden ini langsung dilaporkan para penumpang perempuan sesampainya mereka di Sydney pada 3 Oktober. Beberapa penumpang bahkan membuat laporan ke polisi federal Australia.

Kasus ini menjadi sorotan berbagai media pekan lalu, memaksa pemerintah Doha membuat pernyataan publik. Pada Rabu (28/10/2020) pemerintah Qatar mengaku "menyesal adanya gangguan pada kebebasan tiap penumpang". Mereka juga mengatakan bahwa bayi perempuan yang ditemukan dalam kondisi selamat dan dirawat di Doha.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menilai tindakan otoritas bandara Doha sebagai "tidak bisa diterima" dan "mengerikan". PM Morrison juga memastikan pemerintahnya akan melakukan tindakan tegas untuk mencari kejelasan dari insiden itu dan untuk mencegah agar hal sama tak terulang kembali.

Rekomendasi