ERA.id - Ankara mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Turki telah menghubungi Athena, dan keduanya sepakat untuk saling membantu satu sama lain menyusul bencana gempa bumi 7,0 M yang mengguncang kota-kota di kedua negara itu, seperti dilaporkan The Guardian, Sabtu (31/10/2020).
Seperti diketahui, hubungan dua sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu akhir-akhir tengah kurang baik menyangkut polemik eksplorasi hidrokarbon di kawasan timur Laut Tengah.
Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dikabarkan telah menelpon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat petang. Ia mengulurkan dukacita bagi warga Turki.
"Apapun perbedaan kami berdua, inilah saatnya kedua bangsa harus saling hidup berdampingan," tulis Mitsotakis via Twitter.
Turki, yang secara geografis menduduki beberapa patahan seismik aktif, bukan yang pertama ini mengalami guncangan gempa bumi dahsyat. Belum lama ini, yaitu pada 1999, gempa berkekuatan 7,4 M mengguncang kawasan Marmara, menewaskan lebih dari 17.000 warga Turki.
Sementara itu, di Yunani, dua warga Pulau Kos tewas dalam gempa bumi di tahun 2017 lalu.
Kini, pemerintahan Erdogan tengah mengerahkan "segala daya upaya" yang dimiliki negara itu untuk meringankan dampak gempa di Kota Izmir, pada khususnya. Seperti dikabarkan The Guardian, operasi pencarian melibatkan 38 ambulan, dua helikopter ambulan, dan 35 tim penyelamat medis.
Sementara itu, warga setempat menggunakan tangan kosong hingga gergaji mesin untuk membuang reruntuhan sembari mencari korban yang masih selamat di bawah puing-puing bangunan.
Gubernur Izmir, Yavuz Selim Kosger, mengatakan 70 warganya telah diselamatkan dari gedung-gedung yang hampir roboh.
Sementara itu, kepala otoritas relijius Turki Ali Erbas mengatakan bahwa warga yang masih belum dapat kembali ke rumahnya bisa mengingap di masjid-masjid setempat.