COVID-19 di New York Meluas, Pensiunan Dokter dan Perawat Diminta Kerja Lagi

| 01 Dec 2020 07:32
COVID-19 di New York Meluas, Pensiunan Dokter dan Perawat Diminta Kerja Lagi
Ilustrasi: Para perawat memonitor kondisi pasien di sebuah rumah sakit. (Foto: Unsplash)

ERA.id - Gubernur New York, Andrew Cuomo, menginstrusikan kepada rumah-rumah sakit di daerahnya untuk mulai merekrut kembali para pensiunan dokter dan perawat sebelum sistem kesehatan mereka dibanjiri gelombang pasien COVID-19. Pada Senin, (30/9/2020), di New York ada 3.552 pasien COVID-19, dari yang sebelumnya hanya 850 pasien selama bulan Juni lalu.

Sang gubernur juga mengindikasikan akan adanya karantina wilayah total, untuk kedua kalinya bagi New York, bila sistem kesehatan setempat kewalahan menampung aliran pasien infeksi korona. Di puncak gelombang pertama wabah COVID-19, pada April lalu, jumlah pasien korona yang opname di rumah sakit mencapai 18.000 pasien.

Seperti disampaikan Daily Mail yang mengutip Gub. Cuomo, angka pasien opname hari Senin lalu sama dengan angka pasien pada 23 Maret, namun, kini rumah-rumah sakit diakui lebih siap menghadapi wabah korona.

Minggu lalu, 54 orang meninggal akibat COVID-19 di New York. Positivity rate di daerah itu saat ini 4,57 persen.

Saat ini New York mengaktifkan pembatasan sosial berbasis kawasan. Di kawasan dengan jumlah penularan COVID-19 tinggi, sekolah dan toko-toko non-esensial ditutup.

Berbicara dalam konferensi pers, Senin lalu, Cuomo mendesak agar langkah yang ia sarankan dilakukan saat ini juga untuk menghindari perulangan krisis di masa lalu. Ia juga meminta rumah sakit meningkatkan kapasitas rumah sakit hingga 50 persen.

Ia juga membeberkan bahwa 65 persen kasus penularan baru di New York terjadi lewat pertemuan-pertemuan dalam keluarga. Menurutnya, infeksi COVID-19 akibat pertemuan keluarga di masa liburan Thanksgiving, semacam momen 'lebaran' di masyarakat Dunia Barat, baru akan muncul 10 hari lagi. Sang Gubernur New York mewanti-wanti bahwa situasi akan memburuk hingga pertengahan Januari mendatang, dan vaksin tidak akan memberi dampak luas barangkali hingga musim semi (Maret-Juni 2021) nanti.

Rekomendasi