Mulai Sekarang, Jangan Singgung Ras dan Asal Negara di Twitter

| 03 Dec 2020 11:50
Mulai Sekarang, Jangan Singgung Ras dan Asal Negara di Twitter
Platform microblogging Twitter. (Foto: Marten Bjork)

ERA.id - Twitter Inc pada Rabu (2/12/2020) memperluas kebijakannya yang melarang ujaran kebencian dengan memasukkan "bahasa yang merendahkan sesama manusia atas dasar ras, etnis, dan asal negara", demikian seperti disebut perusahaan platform jejaring sosial itu dalam sebuah pernyataan.

Pada tahun lalu, Twitter melarang ujaran yang merendahkan martabat orang lain karena agama atau kasta tertentu. Mereka lalu memperbarui aturan tersebut pada Maret dengan menambahkan aspek usia, kecacatan, dan penyakit ke dalam daftar kategori yang dilindungi dari ujaran kebencian.

Kelompok hak sipil, Color of Change, menyebut perubahan dengan membuat aturan tersebut sebagai "konsesi penting" setelah bertahun-tahun mereka mengalami tekanan dari luar, seperti diberitakan ANTARA.

Color of Change merupakan bagian dari koalisi organisasi advokasi yang telah mendorong perusahaan teknologi untuk mengurangi ujaran kebencian secara daring.

Seorang juru bicara Twitter mengatakan perusahaan itu telah merencanakan sejak awal untuk menambahkan kategori baru ke dalam kebijakannya dari waktu ke waktu. Kategori itu diuji untuk memastikan apakah dapat secara konsisten ditegakkan sebagai sebuah aturan.

Dalam sebuah pernyataan, Wakil Presiden Color of Change Arisha Hatch mengkritik Twitter karena gagal memperbarui kebijakan sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat pada November, meskipun telah berulang kali diperingatkan oleh kelompok-kelompok advokasi tentang ujaran berbau kekerasan.

Hatch juga mengatakan Twitter menolak membeberkan cara moderator kontennya dilatih dan apakah sistem kecerdasan buatan (AI) mereka mampu mengidentifikasi konten yang melanggar kebijakan.

"Opini publik sejauh ini masih kurang digubris oleh perusahaan yang rekam jejaknya buruk dalam menerapkan kebijakan dan menegakkan aturan terhadap para pengguna ekstremis sayap kanan," kata dia.

"Tanpa bukti jelas soal bagaimana perusahaan akan menindaklanjutinya, pengumuman peraturan ini hanya akan jatuh ke kampanye humas yang telah sedikit terlambat," kata Hatch.

Tags : twitter Rasisme
Rekomendasi