Penyakit Misterius Terjang Lebih dari 300 Orang di India

| 07 Dec 2020 17:05
Penyakit Misterius Terjang Lebih dari 300 Orang di India
Ilustrasi: beberapa orang berkumpul di India. (Foto: Pixabay)

ERA.id - Penyakit yang belum ditemukan sebabnya telah menyebabkan lebih dari 300 orang masuk rumah sakit di kawasan tenggara India, dan satu orang di antaranya telah meninggal dunia, seperti diberitakan CNN mengutip hasil investigasi pejabat setempat.

Para pasien yang semuanya ada di Kota Eluru, negara bagian Andhra Pradesh, akhir pekan lalu merasakan gejala-gejala seperti kejang, kehilangan kesadaran, dan mual, seperti disampaikan Dolla Joshi Roy, pengawas kesehatan di West Godavari District kota tersebut.

Hal ini terjadi saat India masih berjibaku mengendalikan pandemi COVID-19. India saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi korona terbanyak kedua di dunia. Andhra Pradesh sendiri adalah salah satu negara bagian yang paling terdampak, dan saat ini telah melaporkan lebih dari 600.000 kasus positif COVID-19.

Namun, pejabat kesehatan setempat mengatakan bahwa COVID-19 bukanlah penyebab ratusan pasien yang jatuh sakit selama akhir pekan lalu.

"Seluruh pasien dinyatakan negatif COVID-19," kata Roy, sembari menambahkan bahwa 180 pasien telah diperbolehkan pulang, dan pasien lainnya dalam kondisi "stabil." Satu pasien yang meninggal dunia memiliki gejala yang sama dengan pasien lainnya, namun, ia lantas mengalami serangan jantung yang tidak memiliki kaitan dengan penyakit tersebut, seperti disebutkan Roy.

Pernyataan yang dirilis oleh Departemen Kesehatan Andhra Pradesh mengatakan bahwa uji darah pertama tak menunjukkan adanya jejak infeksi virus, misalnya penyakit dengue atau chikungunya, yang keduanya diakibatkan oleh gigitan nyamuk.

Belakangan diketahui bahwa seluruh pasien, sebelum jatuh sakit, menerima air dari suatu sumber yang sama. Otoritas setempat kini tengah menguji sampel dari sumber tersebut untuk mencari adanya suatu kontaminasi. Mereka mengumpulkan sampel air dari 57.863 rumah, yang lantas dikirimkan ke sebuah laboratorium forensik.

"Penyebabnya masih belum diketahui, namun, kami melakukan segala jenis pengujian, termasuk menguji makanan hingga susu," kata Roy.

Rekomendasi