Kebun Binatang AS Perpanjang 'Diplomasi Panda' dengan Beijing

| 09 Dec 2020 13:35
Kebun Binatang AS Perpanjang 'Diplomasi Panda' dengan Beijing
Dua ekor panda yang ada di Kebun Binatang Nasional Smithsonian di Washington, AS. (Foto: ABC 7 News)

ERA.id - Di tengah turbulensi hubungan dagang AS-China di masa Presiden Trump, dan sentimen negatif soal asal mula virus korona baru, warga Amerika Serikat masih akan mempertahankan tradisi 'diplomasi panda' yang telah berjalan sejak era Richard Nixon di tahun 1970an.

Kebun binatang Smithsonian di Washington, AS, pada Senin (7/12/2020), telah bersepakat dengan Institut Konservasi Biologi China serta China Wildlife and Conservation Association untuk mempertahankan beberapa ekor panda raksasa 'pinjaman' dari China untuk tiga tahun ke depan.

Dalam kesepakatan tersrebut panda bernama Mei Xiang, yang berusia 22 tahun, Tian-Tian (23) dan anak mereka yang baru lahir pada 21 Agustus lalu, Xiao Qi Ji, baru akan kembali ke China pada Desember 2023.

"Bersama dengan jutaan warga Amerika lainnya, saya berharap bisa melihat Xiao Qi Ji tumbuh selama tiga tahun ke depan dan berkontribusi dalam upaya konservasi serta pemahaman kita mengenai spesies panda raksasa," kata Steve Monfort, direktur Kebun Binatang Nasional Smithsonian dan Institut Konservasi Biologi, seperti diberitakan The Guardian (8/12/2020).

Kebun binatang tersebut telah menjadi rumah bagi sejumlah panda dari China sejak tahun 1972. Mei Xiang dan Tian Tian telah berada di kebun binatang tersebut sejak Desember 2000.

Saat ini diperkirakan ada 1.800 panda raksasa yang hidup secara liar di China, terutama di Provinsi Sichuan, dan 600 ekor tinggal di dalam kebun binatang dan pusat konservasi di seluruh dunia.

Sementara itu, diplomasi perdagangan tetap berlangsung antara AS dan China, apalagi Trump tidak berencana menerapkan sanksi ekonomi apapun sebelum bulan Januari, seperti disampaikan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow.

Selama ini China saling perang dagang dengan AS hingga muncul tarif ratusan miliar dolar AS untuk sejumlah produk. Namun, seperti disampaikan Kudlow dalam acara yang dibuat the Washington Post, China pada umumnya memenuhi poin-poin kesepakatan 'Fase Satu' antar kedua negara.

"Mereka mungkin sedikit tertinggal akibat situasi pandemi ini," kata dia.

Presiden-terpilih Joe Biden sendiri telah menyatakan tidak akan langsung mencabut seluruh tarif yang diterapkan Trump. Ia memilih untuk fokus berinvestasi ke angkatan pekerja dan pabrik-pabrik lokal Amerika.

Saat diangkat menjadi presiden pada 20 Januari nanti, Biden kemungkinan besar akan memperbaiki hubungan dengan sejumlah mitra dagang AS dan sejumlah sekutu seperti Uni Eropa, yang kemungkinan akan meningkatkan tekanan ke Beijing dan mengubah aktivitas dagangnya.

Rekomendasi