Uni Emirat Arab Setujui Vaksin Sinopharm Tanpa Penjelasan Selain Efikasi 86 Persen

| 10 Dec 2020 08:50
Uni Emirat Arab Setujui Vaksin Sinopharm Tanpa Penjelasan Selain Efikasi 86 Persen
Ilustrasi seorang perawat bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19. (Foto: Pixabay)

ERA.id - Uni Emirat Arab (UEA) menyetujui vaksin COVID-19 buatan perusahaan China Sinopharm pada Rabu (9/12/2020) setelah meninjau hasil analisa awal uji vaksin yang menunjukkan tingkat kemanjuran vaksin hingga 86 persen. Ini menjadi persetujuan pertama yang diberikan sebuah negara terhadap vaksin buatan China manapun.

Hal ini diumumkan oleh Kementerian Kesehatan dan Pencegahan Penyakit UEA. Jika uji vaksin di negara-negara lainnya menunjukkan hasil serupa, vaksin buatan CHina bisa menjadi 'penyelamat' bagi negara-negara berkembang yang tidak bisa membeli vaksin buatan peneliti Eropa yang harganya kemungkinan beberapa kali lebih mahal dan membutuhkan teknik distribusi lebih rumit.

Pemerintah China dan Sinopharm, yang merupakan perusahaan 'plat-merah' China, tidak berkomentar apa-apa selama hari Rabu mengenai pengumuman pihak UEA, seperti dilaporkan The New York Times. Para peneliti, sementara itu, menyadari bahwa pengumuman itu kurang didukung data dan detail-detail penting lainnya.

Sinopharm menolak berkomentar mengenai pemberitaan ini.

Rilis berita dari pemerintahan UEA tidak dilengkapi dengan informasi spesifik tentang berapa jumlah kasus COVID-19 yang mereka analisa atau kelompok umur para relawan, sehingga banyak peneliti ragu-ragu tentang bagaimana Sinopharm menentukan tingkat efikasi vaksin mereka.

"Detail punya peranan penting," kata Beate Kampmann, direktur Pusat Vaksin di London School of Hygiene and Tropical Medicine.

"Sulit menilai (vaksin ini) tanpa melihat jumlah kasus yang terjadi. Intinya, hasil uji vaksin perlu dipublikasikan."

Media Barat seperti the New York Times menganalisa bahwa vaksin China, dengan klaim efikasi 86 persen, dianggap bakal mendorong ambisi biomedis China, bahkan ketika tingkat efikasi itu masih kalah unggul dari yang ditunjukkan oleh produk serupa dari Pfizer dan Moderna, yang mengatakan bahwa vaksin mereka punya kemanjuran di atas 90 persen.

UEA sendiri menjadi satu di antara 10 negara tempat Sinopharm menguji dua kandidat vaksinnya. Kementerian Kesehatan UEA mengaku telah meninjau analisa awal dari uji klinis fase 3 vaksin Sinopharm, dan menyatakan bahwa vaksin ini 100 persen mampu mencegah gejala sedang hingga berat dari infeksi COVID-19. Vaksin ini aman, kata kementerian tersebut, meski tak menyatakan apakah mereka melibatkan tim independen untuk menganlisa data yang ada.

Persetujuan dari UEA bakal memberikan Sinopharm persetujuan penuh dari badan pengawas China, meski vaksin ini sebelumnya telah digunakan meski uji vaksin belum rampung.

"Saya rasa vaksin ini bisa mulai dipasarkan di China segera, dan hal itu akan menjadi berita besar sepekan atau dua pekan dari sekarang," kata Tao Lina, seorang pakar vaksin asal China dan ahli paru-paru di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Shanghai.

Rekomendasi