Tim Inspeksi COVID-19 WHO Tiba di Wuhan

| 14 Jan 2021 15:40
Tim Inspeksi COVID-19 WHO Tiba di Wuhan
Bendera WHO. (Foto: Flickr)

ERA.id - Pada Kamis, (14/1/2021), tim internasional Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah tiba di Kota Wuhan, sebuah kota di kawasan tengah China yang mendeteksi kasus pertama infeksi Coronavirus Disease.

Tim berjumlah sepuluh orang peneliti itu akan menjalankan penyelidikan mengenai asal mula infeksi yang kini telah merenggut 1,9 juta nyawa manusia.

Penyelidikan WHO ini telah disetujui oleh pemerintahan Presiden China Xi Jinping, meski harus didahului oleh negosiasi diplomatik yang sengit selama beberapa bulan dan dipuncaki oleh pernyataan "kekecewaan" oleh Kepala WHO pada 5 Januari lalu.

Kedatangan para peneliti ke Wuhan didasari asumsi bahwa infeksi pertama COVID-19 berasal dari lompatan infeksi dari kelelawar atau hewan lain pada manusia, dan kemungkinan hal tersebut terjadi di kawasan barat daya China.

Hal ini berusaha disanggah oleh Partai Komunis China, yang selama ini dianggap lengah sehingga wabah meluas ke seluruh dunia. Partai tersebut mengatakan bahwa virus kemungkinan berasal dari luar China, kemungkinan besar dari makanan laut yang diimpor. Namun, penjelasan ini ditolak oleh para ilmuwan.

Berbicara mengenai kunjungan timnya ke Wuhan, pakar patogenisme Fabian Leendertz, misi yang dijalankan tak bermaksud "menodongkan jari" pada China, seperti yang selama ini dilakukan pemimpin negara AS, Donald Trump.

"Misi ini bukan soal menemukan apakah China bersalah atau tidak, atau apakah wabah bermula di China," kata Leendertz, dikutip The Guardian.

Tim WHO, demikian dilaporkan di The Guardian, akan mengunjungi Wuhan dan berbicara dengan para peneliti yang telah meneliti isu tersebut. Mereka akan mencari tahu apakah ada sampel yang belum diteliti dari infeksi penyakit paru-paru. Tim ini juga akan meneliti kemungkinan-kemungkinan loncatan yang dilakukan sang virus dari hewan ke manusia.

Kanal televisi CGTN pada Kamis melaporkan bahwa tim WHO ini terdiri dari sejumlah ilmuwan lintas-negara. Mereka datang dari Amerika Serikat, Australia, Jerman, Jepang, Inggris, Rusia, Belanda, Qatar dan Vietnam.

Juru bicara pemerintahan setempat mengatakan bahwa tim wajib menjalani karantina selama 2 pekan dan tes swab hingga antibodi COVID-19. Diskusi dengan para peneliti China langsung dijalankan via konferensi video ketika tim menjalankan karantina.

Rekomendasi