Saat Pelantikan, Biden Pimpin Peringatan Kematian 400 Ribu Warga AS

| 20 Jan 2021 19:27
Saat Pelantikan, Biden Pimpin Peringatan Kematian 400 Ribu Warga AS
Upacara mengenang mereka yang telah wafat selama pandemi COVID-19 di Amerika Serikat. (Foto: RTENews)

ERA.id - Menuju pelantikannya, Presiden AS terpilih Joe Biden pada Selasa kemarin memimpin peringatan nasional untuk menghormati 400.000 warga Amerika yang gugur karena COVID-19.

Peringatan nasional itu terjadi pada Selasa, (19/1/2021) pukul 5.30 sore waktu setempat. Di saat tersebut, AS tengah dilanda krisis kesehatan masyarakat terbesar, kehancuran ekonomi dan pergolakan politik yang hebat.

Upacara yang diprakarsai oleh Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris dari markas Lincoln Memorial menandai pejabat pertama pemerintah federal yang memberikan penghormatan terhadap korban meninggal imbas pandemi.

"Untuk menyembuhkan, kita harus ingat. Terkadang sulit untuk mengingat, tapi begitulah cara kita menyembuhkan. Penting untuk melakukan itu sebagai sebuah bangsa," kata Biden seperti yang dilansir VOI dari Antara, saat memulai penghormatan yang mencakup peringatan di kota-kota di seluruh negeri.

Di kala dirinya berdialog, 400 lampu yang berjajar di sisi Kolam Refleksi Lincoln Memorial menyala dengan jelas untuk menghormati nyawa yang gugur, diiringi nyanyian "Hallelujah" yang didendangkan Yolanda Adams, kemudian keadaan hening sesaat.

Perawat rumah sakit Michigan, Lori Marie Key mendendangkan "Amazing Grace" sebelum Biden naik podium. Sesudah dirinya berdialog, sekitar 4 mil (6,5 km) jauhnya, lonceng Katedral Nasional berdentang 400 kali.

"Meskipun kami mungkin terpisah secara fisik, kami orang Amerika bersatu dalam roh," kata Harris sebelum memperkenalkan Key. "Doa saya adalah agar kita keluar dari cobaan berat dengan hikmah baru - untuk menghargai saat-saat sederhana, membayangkan kemungkinan-kemungkinan baru dan untuk sedikit lebih membuka hati kita satu sama lain."

Amerika Serikat pada Selasa melampaui tingkat 24 juta infeksi COVID-19 dan 400.000 nyawa gugur semenjak kematian COVID-19 pertama yang didokumentasikan di negara itu pada Februari 2020, berdasarkan penghitungan Reuters.

Negara ini mempunyai rata-rata lebih dari 200.000 kasus baru dan 3.220 kematian sehari selama seminggu terakhir, dan mempunyai angka kematian COVID-19 tertinggi di dunia. Kehilangan nyawa yang tidak henti-hentinya menempatkan beban khusus pada para pekerja kesehatan di kala pandemi.

Rekomendasi