Miss Papua Nugini Kehilangan Titel Gegara Goyangan di TikTok

| 08 Apr 2021 08:45
Miss Papua Nugini Kehilangan Titel Gegara Goyangan di TikTok
Lucy Maino, Miss Papua Nugini 2019-2020. (Foto: @lucymaino_misspng19/Instagram)

ERA.id - Miss Papua Nugini 2019 kehilangan titelnya usai membagikan video goyangannya di TikTok, memicu penyesalan dari sejumlah pihak atas budaya negara tersebut yang cenderung menyudutkan kaum perempuan.

Lucy Maino, 25 tahun, yang juga memegang ban kapten di timnas sepak bola Papua Nugini, telah lebih dulu menjadi bulan-bulan warganet karena ia mengunggah video goyangannya ke platform berbagi video TikTok.

Meski video goyang pinggul jamak ditemui di platform tersebut, video goyangan Maino - yang kini telah dihapus dari akunnya - jadi sasaran banyak netizen dan sejumlah pihak yang menganggap goyangan semacam itu tidak pantas dilakukan "role model" publik seperti dirinya.

Melansir dari The Guardian, (7/4/2021), video Maino diunduh netizen dari akun pribadinya lantas dibagikan secara luas di media sosial YouTube, di mana ribuan orang 'berduyun-duyun' mengritisi cara Maino bergoyang.

Menyusul munculnya video dan respons publik yang keras terhadap itu, Maino pun "dibebastugaskan" dari kewajibannya sebagai Miss Papua Nugini, seperti disampaikan komite terkait (MPIP PNG) pekan ini.

"Tujuan inti kami adalah mengemansipasi kaum perempuan. Kami adalah platform kontes kecantikan yang unik, yang mempromosikan tradisi, nilai tradisi, dan pariwisata serta bangsa kami," sebut komite tersebut dalam sebuah pernyataan.

"MPIP PNG mempromosikan nilai kepercayaan diri, harga diri, integritas, dan pengabdian pada masyarakat, dengan fokus yang setara pada pendidikan."

Maino, atas bakatnya bermain bola, mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Hawaii. Ia lantas menjadi kapten timnas sepak bola Papua Nugini dan mengantar tim itu meraih dua medali emas dalam Pacific Games 2019 di Apia, Samoa.

Pada 2019 ia dianugerahi mahkota Miss Papua Nugini, yang tugasnya meliputi peran sebagai duta besar kultural dan advokat bagi hak perempuan. Masa tugasnya ini diperpanjang selama satu tahun akibat adanya pandemi COVID-19.

Allan Bird, gubernur daerah East Sepik dan salah satu kepala Koalisi Parlemen melawan Kekerasan Berbasis Gender, mengecam perundungan daring yang diarahkan pada Maino. Di media sosial ia menulis, "Masyarakat apakah yang mengecam penyiksaan dan pembunuhan terhadap perempuan, tapi kesal pada seorang wanita muda gara-gara sebuah video tarian?"

Seorang mantan Miss Papua Nugini, yang dikutip oleh The Guardian tanpa dibeberkan identitasnya, meyakini bahwa insiden yang menimpa Maino menunjukkan kultur penyudutan pada kaum perempuan (misogyny) di masyarakat Papua Nugini.

"Saya yakin, jika figur publik laki-laki membuat video TikTok semacam itu, kita tidak akan menertawakan atau bahkan akan memuji dia," kata dia.

Rekomendasi