Pendiri Black Lives Matter Mundur, Bantah Terkait Gosip Finansial Yayasan

| 28 May 2021 11:03
Pendiri Black Lives Matter Mundur, Bantah Terkait Gosip Finansial Yayasan
Patrisse Khan-Cullors, salah satu pendiri gerakan Black Lives Matter. (Foto: @osopepatrisse/Unsplash)

ERA.id - Salah satu pendiri gerakan Black Lives Matter mengumumkan, Kamis, (28/5/2021), bahwa ia mengundurkan diri sebagai direktur eksekutif yayasan gerakan tersebut, sekaligus membantah tuduhan penyalahgunaan finansial yang disebarkan media-media konservatif.

Patrisse Cullors, yang telah mengepalai Black Lives Matter Global Network Foundation selama enam tahun terakhir, mengatakan mengakhiri masa kepemimpinannya atas salah satu yayasan yang ia sebut 'paling kontroversial di seluruh dunia' itu.

Dilansir Al Jazeera, ia menyatakan akan fokus ke proyek lainnya, termasuk mempersiapkan peluncuran buku keduanya dan penggarapan serial TV antara yayasannya dengan Warner Bros.

Cullors efektif berhenti dari yayasan itu per Jumat pekan ini, sebut Al Jazeera.

"Saya telah menciptakan infrastruktur dan dukngan, struktur dan dasar yang diperlukan, sehingga saya bisa pergi," sebut Cullors kepada media Associated Press. "Saya rasa waktunya sudah tepat."

Gerakan Black Lives Matter (BLM) mendapat dukungan dan pengaruh politik di Amerika Serikat dan hampir di seluruh dunia. Didirikan hampir delapan tahun lalu, kelompok ini menyuarakan perlindungan hak terhadap warga kulit hitam Amerika.

Namun, mundurnya Cullors juga terjadi di tengah terpaan isu sejumlah media konservatif yang, secara keliru, menyebut wanita berusia 37 tahun itu mendapat gaji tahunan dari yayasan BLM.

Hal ini diklarifikasi oleh yayasan pada April, dengan menyatakan bahwa sebelum tahun 2019, "Collars menerima total 120 ribu dolar AS sejak pendiria organisasi pada 2013, atas kerja-kerjanya sebagai juru bicara dan pendidikan politik."

Yayasan BLM menyebut bahwa sebagai organisasi non-profit, yayasan itu "tidak bisa dan tidak permah" mengalokasikan kekayaan yayasan untuk diberikan ke karyawan atau volunteer.

Pada Februari lalu, yayasan BLM menyatakan, pada media AP, menerima bantuan 90 juta dolar AS tahun lalu, menyusul peristiwa terbunuhnya seorang pria kulit hitam AS, George Floyd, pada Mei 2020. Yayasan itu menyatakan menggunakan seperempat aset mereka tahun itu untuk membiayai kegiatan, menyantuni sejumlah organisasi kulit hitam, dan berbagai aksi kemanusiaan lainnya.

Yayasan BLM, setelah mundurnya Cullors, dipimpin oleh dua sosok baru, Monifa Bandele dan Makani Themba, yang sebelumnya telah aktif sebagai penyelenggara aksi dan perlindungan hak-hak warga kulit hitam.

Rekomendasi