Vaksin Sinovac dan Sinopharm Asal China Dianggap Kurang Optimal, WHO Mulai Izinkan Suntik Booster Covid-19

| 13 Oct 2021 07:49
Vaksin Sinovac dan Sinopharm Asal China Dianggap Kurang Optimal, WHO Mulai Izinkan Suntik Booster Covid-19
Ilustrasi

ERA.id - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Senin (11/10) merekomendasikan suntikkan dosis ketiga vaksin Covid-19 alias  booster.

Namun, booster ini hanya diserukan untuk orang dengan gangguan kekebalan.

Rekomendasi ini didapatkan dari Kelompok Ahli Penasihat Strategis tentang Imunisasi.

Menurut mereka, suntikan dua dosis vaksin terhadap warga dengan gangguan imun cenderung tidak bekerja dan membuat kelompok itu beresiko tinggi terkena Covid dengan gejala parah.

“Rekomendasinya adalah untuk vaksinasi ketiga, vaksinasi tambahan dalam seri primer dan lagi, yang didasarkan pada bukti yang menunjukkan bahwa imunogenisitas serta bukti tentang infeksi terobosan sangat tidak proporsional diwakili oleh orang-orang itu,” ujar Direktur vaksin WHO Kate O’Brien seperti dikutip dari Reuters, Selasa (12/10).

Selain itu, ahli juga menyarankan warga lansia penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm asal China agar menerima dosis tambahan sekitar satu hingga tiga bulan setelah suntikan kedua.

Hal ini dialamatkan setelah melihat kinerja vaksin itu yang kurang optimal.

“Kami juga tahu bahwa penambahan dosis ketiga atau pindah ke jadwal dua tambah satu memberikan respons (kekebalan) yang kuat. Jadi kami berharap dari sana perlindungan yang jauh lebih baik,” kata Joachim Hombach, sekretaris panel ahli independen.

WHO tetap mengimbau agar penggunaan dosis ketiga saat ini harus difokuskan kepada yang membutuhkan saja.

“Memberikan dosis booster itu kepada individu yang telah mendapat manfaat dari respons primer seperti mengenakan dua jaket pelampung pada seseorang dan membiarkan orang lain tanpa jaket pelampung,” ucap O’Brien.

Rekomendasi