Malangnya Nasib Perdana Menteri Selandia Baru, Akibat Gelombang Omicron Jadi Batal Nikah

| 24 Jan 2022 16:49
Malangnya Nasib Perdana Menteri Selandia Baru, Akibat Gelombang Omicron Jadi Batal Nikah
Jacinda Ardern batal nikah (instargam/jacindaardern) Selandia baru

ERA.id - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memutuskan untuk membatalakan pernikahannya. Pernikahan itu terpaksa batal lantaran adanya gelombang Omicron.

Berbicara pada konferensi pers Covid-19 reguler, Ardern mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa pernikahannya dengan pembawa acara televisi Clarke Gayford tidak akan dilanjutkan.

"Pernikahan saya tidak akan berlangsung tetapi saya hanya bergabung dengan banyak warga Selandia Baru lainnya yang memiliki pengalaman seperti itu sebagai akibat dari pandemi," kata Ardern, dikutip CNN, Senin (24/1/2022).

Keputusan Arden membatalkan pernikahannya itu lantaran adanya pembatasan baru yang mulai berlaku pada tengah malam di hari Minggu (23/1/2022) waktu setempat. Hal ini lantaran ditemukan kasus Omicron dari sebuah keluarga yang menghadiri pesta pernikahan, pemakaman, taman hiburan, dan objek wisata akhir pekan lalu di Auckland.

Begitu juga dengan seorang pramugari yang juga dinyatakan positif Covid-19. Para pejabat mengatakan tingkat penularan itu diperkirakan akan tinggi.

Menurut laporan New Zealand Herald, tempat dan acara perhotelan dalam ruangan akan dibatasi kapasitasnya menjadi 100 orang yang telah divaksin. Hal ini juga berlaku untuk gym dan acara pernikahan.

Selandia Baru telah beroperasi di bawah aturan Covid yang ketat sejak awal pandemi, memungkinkannya untuk menekan kematian seminimal mungkin. Selandia Baru juga termasuk salah satu negara pertama di dunia yang menutup perbatasannya dan menghentikan wabah sebelumnya dengan penguncian.

Tetapi sejak munculnya varian Delta, Ardern telah beralih dari strategi eliminasi total Covid ke mendorong tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dan memperlakukan virus sebagai endemik.

Bulan lalu, Selandia Baru mengatakan akan mendorong kembali pembukaan perbatasan secara bertahap hingga akhir Februari karena kekhawatiran tentang varian Omicron.

"Menunggu hingga akhir Februari akan meningkatkan perlindungan Selandia Baru secara keseluruhan dan memperlambat penyebaran Omicron," kata Chris Hipkins Menteri di Selandia Baru.

Hipkins juga mengatakan Kabinet Selandia Baru telah menyetujui tindakan pencegahan lainnya, termasuk mengurangi interval antara dosis vaksin Covid-19 kedua dan suntikan booster dari enam bulan menjadi empat bulan.

Tidak hanya itu saja, para pelancong atau wisatawan yang datang juga diharuskan melakukan karantina selama 10 hari dari sebelumnya hanya tujuh hari. 

Rekomendasi