Memasuki Tahun Ketiga, 6 Juta Orang Tercatat Meninggal Dunia Akibat Covid-19 di Seluruh Dunia

| 09 Mar 2022 09:30
Memasuki Tahun Ketiga, 6 Juta Orang Tercatat Meninggal Dunia Akibat Covid-19 di Seluruh Dunia
Jumlah kematian akibat covid (Dok: Era.id/Ilham)

ERA.id - Memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19, sejumlah data kematian akibat virus Sars-Cov-2 tersebut diungkapkan ke publik. Sebanyak 6 juta orang di dunia meninggal dunia akibat Covid-19.

Menurut data yang dirilis oleh Universitas Johns Hopkins, jumlah kematian global Covid-19 telah melampaui enam juta jiwa memasuki tahun ketiga. Amerika Serikat tercatat menjadi negara yang mendekati angka satu juta kematian akibat Covid-19.

"Kematian yang dikonfirmasi mewakili sebagian kecil dari jumlah sebenarnya kematian akibat Covid-19, sebagian besar karena pengujian terbatas, dan tantangan dalam atribusi penyebab kematian," kata Edouard Mathieu, kepala data untuk Our World in Data, dikutip AP, Selasa (8/3/2022).

Lalu, kata Mathieu, di beberapa bagian besar negara kaya, angka tersebut cukup tinggi dan penghitungan resmi dapat dianggap akurat. Namun sayangnya banyak negara yang meremehkan hal itu.

Dunia membutuhkan waktu tujuh bulan untuk mencatat satu juta kematian pertama akibat virus setelah pandemi dimulai pada awal 2020. Empat bulan kemudian, satu juta orang lainnya telah meninggal, dan 1 juta telah meninggal setiap tiga bulan sejak itu.

Hingga akhir Oktober, jumlah kematian mencapai 5 juta dan saat ini telah mencapai 6 juta kematian dari gabungan populasi Berlin dan Brussel, atau seluruh negara bagian Maryland.

Kondisi ini juga diperparah dengan adanya varian terbaru dari Covid-19 selama tiga tahun terakhir. Sekitar satu dari setiap 1.300 orang secara global meninggal dunia sejak awal Covid-19.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan pernyataan lewat unggahan di media sosialnya pada hari Minggu (6/3/2022), bahwa "terlalu dini untuk menyatakan kemenangan" atas Covid-19.

"Banyak negara menghadapi tingkat rawat inap & kematian yang tinggi. Dengan penularan yang tinggi, ancaman varian baru yang lebih berbahaya tetap nyata. Kami mendesak semua orang untuk berhati-hati dan semua pemerintah untuk tetap berada di jalur," katanya.

Menurut Jennifer Nuzzo, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, saat ini Asia dan Eropa Timur terkena dampak paling parah karena munculnya varian omicron muncul di negara tersebut.

Nuzzo bahkan mengatakan saat ini sistem perawatan kesehatan Hong Kong sedang kewalahan oleh gelombang Covid-19 saat ini.

"Saya pikir ada bahaya nyata untuk berpuas diri tentang hal itu, dan ada risiko bahwa ketika angka-angka itu menumpuk, Anda mulai melihatnya hanya sebagai angka yang bertentangan dengan nyawa manusia yang hilang," jelas Nuzzo.

Hingga saat ini, ada 446 juta kasus Covid-19 yang dilaporkan secara global. Sementara lebih dari 4,4 miliar orang telah divaksin penuh meski jumlahnya sangat bervariasi di tiap negara.

Kami juga pernah menulis soal Kabar Baik, Kasus Sembuh Covid-19 di Kabupaten Tangerang Capai 80 Persen Kamu bisa baca di sini

Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!

 

Rekomendasi