ERA.id - Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun asal Ukraina, Hassan, tiba dengan selamat di Slovakia usai melarikan diri dari invasi Rusia. Hassan memutuskan pergi dengan melakukan perjalanan sekitar 1.200 km dari timur Ukraina.
Menurut laporan BBC, Hassan memutuskan untuk meninggalkan rumahnya di Zaporizhzhia karena ibunya tidak bisa meninggalkan neneknya yang telah lanjut usia. Hassan pun pergi seorang diri hanya dengan membawa dua tas kecil, paspor, dan nomor telepon kerabatnya.
Diketahui Hassan pergi ke Slovakia dengan menaiki kereta dan menerima bantuan dari petugas bea cukai usai tiba di perbatasan. Saat tiba di perbatasan, Hassan membawa kantong plastik, ransel merah kecil, dan juga paspornya.
Dia kemudian dibawa oleh sukarelawan yang memberinya makanan dan minuman, sementara petugas perbatasan menghubungi kerabatnya yang berada di ibukota Slovakia, Bratislava.
Dalam sebuah video yang diposting oleh polisi Slovakia, ibu dari Hassan mengucapkan berterima kasih kepada semua orang karena telah merawat putranya. Ibunya yang diketahui seorang janda itu pun menjelaskan kenapa putranya pergi sendirian ke Slovakia.
"Di sebelah kota saya ada pembangkit listrik yang ditembaki Rusia. Saya tidak bisa meninggalkan ibu saya, dia tidak bisa bergerak sendiri. Jadi saya mengirim putra saya ke Slovakia," kata Julia Pisecka, dikutip BBC, Rabu (9/3/2022).
Hassan adalah satu dari lebih dari dua juta orang yang melarikan diri dari perang Rusia di Ukraina. Menurut data terbaru yang diperoleh PBB, lebih dari 1,2 juta telah tiba di Polandia, sementara 140.745 telah mencapai Slovakia.
Seorang pejabat kementerian dalam negeri Slovakia mengatakan Hassan telah memenangkan hati semua orang di perbatasan dengan senyum, keberanian, dan tekadnya.
Pejabat itu mengatakan dia telah menggunakan nomor telepon yang tertulis di tangan Hassan, serta selembar kertas yang ada di sakunya untuk menghubungi kerabatnya di Bratislava.
Menteri Dalam Negeri Roman Mikulec bertemu Hassan pada hari Senin dan mengatakan dia dan saudara-saudaranya telah meminta perlindungan sementara di Slovakia.
Sementara itu, pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhzhia adalah yang terbesar di Eropa. Itu direbut oleh militer Rusia selama akhir pekan setelah serangan yang Presiden Volodymyr Zelensky peringatkan bisa menyebabkan kehancuran dalam skala yang jauh lebih besar daripada bencana Chernobyl pada tahun 1986.