Alami Krisis Bahan Baku, Begini Kondisi Industri Jamu di Indonesia yang Kian Memprihatinkan

| 12 Aug 2021 11:45
Alami Krisis Bahan Baku, Begini Kondisi Industri Jamu di Indonesia yang Kian Memprihatinkan
Bahan baku jamu (Foto: Unsplash.com/carrey)

ERA.id - Di tengah populernya minuman-minuman kekinian, minuman tradisional seperti jamu semakin tertinggal. Bahkan kini, industri jamu di Indonesia mengalami krisis bahan baku.

Krisis bahan baku untuk membuat jamu di Indonesia ini terjadi karena para petani kini lebih memilih untuk menanam kopi atau teh. Seperti yang diketahui, kopi atau teh menjadi jenis minuman yang populer saat ini yang dibuat ke dalam berbagai jenis.

"Para petani rempah sebagai penyedia bahan baku dari jamu itu cenderung memilih menanam kopi dan teh. Jika ini berlanjut, jangan sampai rempah kita malah dibudidayakan oleh negara tetangga kita," ungkap pendiri Acaraki Jamu, Jony Yuwono, saat webinar Rempah: Pengaruhnya pada Kuliner, pada Selasa (10/8/2021).

Jony menjelaskan alasan banyaknya petani yang lebih memilih menanam kopi dan teh karena penjualannya yang lebih konsisten. Tak hanya itu, permintaan rempah yang biasa digunakan untuk jamu juga sedikit dan cenderung murah.

"Rempah-rempah permintaannya tidak konsiten atau tidak ada bagian penting. Kalau misalnya industri kopi dan teh ada sortir, kualitas bagus jelek atau bagaimana. Sedangkan untuk rempah digabung saja, enggak disortir jadi harganya dipukul rata," ujar Jony.

Tantangan yang dihadapi oleh industri jamu ternyata tak hanya sekedar bahan baku yang menipis. Generasi muda saat ini tidak memiliki minat untuk berpartisipasi melestarikan jamu dan mempelajari resep bisa membuat jamu menghilang di masa mendatang.

Jony membeberkan bahwa saat ini yang meneruskan usaha jamu kebanyakan merupakan orang yang sudah berumur 60 tahun ke atas. Bahkan hanya sedikit dari orang-orang itu yang memiliki murid untuk meneruskan resep jamu miliknya.

"Ketika pensiun, siapa yang akan mengolah? Jika tidak ada yang mengolah, bagaimana dengan resep jamu tersebut? Kalau resep itu hilang, bagaimana dengan budidaya terhadap tanaman-tanaman untuk jamu?" jelas Jony.

Dengan kenyataan tersebut, Jony pun menyarankan bahwa saat ini sudah waktunya bagi mereka pegiat tanaman rempah untuk memperkenalkan rempah ke berbagai sektor.

"Sudah saatnya kita perlu mengenalkan rempah jamu melalui prosedur, proses edukatif dari SMK, akademisi pariwisata, juru masak profesional. Hal-hal ini harus dikenal," pungkasnya.

Rekomendasi