Ilmuwan Jepang Bikin Daging Sapi dari Sel Wagyu, Teksturnya Mirip Aslinya!

| 02 Sep 2021 12:44
Ilmuwan Jepang Bikin Daging Sapi dari Sel Wagyu, Teksturnya Mirip Aslinya!
Ilustrasi daging sapi wagyu. (Foto: Victoria Shes/Unsplash)

ERA.id - Para peneliti dari Universitas Osaka, Jepang, berhasil menemukan cara mencetak daging wagyu di laboratorium.

Daging wagyu ini berasal dai sel punca yang diambil dari sapi Wagyu, demikian diberitakan di Insider, (31/8/2021). Para ilmuwan lantas menciptakan struktur jaringan daging sapi, termasuk struktur 'marble' khas wagyu yang terkenal.

Menggunakan teknik bernama bioprinting, para ilmuwan menata bagaimana otot, jaringan darah, dan lemak dari daging sapi tersebut. Kemudian, mereka membentuk jaringan-jaringan organ tersebut ke dalam bentuk steak, menggunakan teknik 3D bioprinting.

"Dengan memperbaiki teknologi ini, yang bisa dilakukan tak hanya mencipta ulang struktur daging yang kompleks, seperti marbling yang indah pada daging wagyu," sebut Michiya Matsusaki, salah satu ilmuwan Universitas Osaka, dalam sebuah pernyataan.

"Namun, pengaturan kadar lemak dan komponen ototnya pun bisa dilakukan."

Daging wagyu sendiri dikenal sangat mahal, dengan daging kualitas tertingginya dijual hingga seharga Rp2,8 juta per pon. Satu ekor sapi Wagyu sendiri bisa dijual dengan harga Rp427 juta.

Namun, keuntungan dari teknologi bioprinting sendiri bisa melampaui produksi daging wagyu. Para ilmuwan Universitas Osaka itu meyakini bahwa temuan daging sapi hasil 'cetak tiga dimensi' adalah kabar baik bagi masa depan pangan, terutama ketika daging buatan bisa dibuat menyerupai produk aslinya.

Lebih-lebih, teknik pangan menggunakan sel sapi asli menghasilkan produk yang berbeda dari daging berbahan dasar tanaman, seperti yang diciptakan perusahaan seperti Beyond Meat dan Impossible Foods.

Dan tentunya, lewat teknik ini masyarakat bisa menyantap daging yang lezat tanpa harus mengorbankan para sapi.

Namun, para pencinta daging masih harus bersabar menantikan tawaran daging unik dalam skala luas. Sejumlah negara masih belum memiliki regulasi terkait produk hasil teknik bioprinting. Di Amerika Serikat saja, Departemen Pertanian (USDA) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) setempat hingga kini belum memiliki regulasi terkait produk seperti ini, seperti dikabarkan the Washington Post.

Rekomendasi