Makan Sambil Berbagi di MDA Restaurants, Kolaborasi Bareng Saab Shares dalam Dream Catcher Project

| 04 Nov 2024 06:30
Makan Sambil Berbagi di MDA Restaurants, Kolaborasi Bareng Saab Shares dalam Dream Catcher Project
Wabi-sabi dan MDA Restaurants lainnya bekerja sama dengan Saab Shares dalam Dream Catcher Project. (Agus Ghulam)

ERA.id - MDA Restaurants bekerja sama dengan Saab Shares dalam Dream Catcher Project, sebuah upaya amal untuk pembangunan pendidikan dan kesehatan di berbagai pelosok negeri lewat makan.

Kick off program tersebut berlangsung Sabtu (2/11/2024) kemarin di salah satu restoran MDA, yaitu Wabi-sabi yang terletak di lantai 12 MD Place Tower, Jakarta Selatan.

Saat mampir ke sana akhir pekan lalu, kami disambut dengan pengumuman bahwa 20 persen dari pendapatan menu Dream Catcher Project akan disumbangkan kepada Saab Shares, sebuah yayasan nirlaba yang fokus di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan wanita.

"Berlangsung selama sebulan, sampai tanggal 2 Desember di semua restoran MDA," ujar Marketing Strategist Manager MDA Restaurants Anne Dianaputri.

MDA saat ini punya lima restoran dengan tema berbeda yang seluruhnya terletak di MD Place Tower. Wabi-sabi, sesuai namanya yang berasal dari frasa Jepang, menyajikan hidangan khas Jepang bernuansa modern. Dalam budaya estetika Jepang, wabi-sabi kira-kira berarti 'perfection in imperfection'.

Menu Dream Catcher Project di Wabi-sabi terdiri dari three course meal. Sebagai appetizer, tiga hidangan cantik disajikan di atas piring kotak dengan dasar bebatuan kecil. Pertama Truffle Chawanmushi, campuran telur ayam dan dashi yang disediakan dalam separuh cangkang telur. Isiannya berupa daging kepiting yang bersatu harmonis dengan kuning telur. 

Tiga hidangan appetizer.

Kemudian ada Salmon Karokke, sebuah kroket kentang gurih dengan taburan salmon tartare di atasnya. Hidangan kedua ini bisa dimakan sekali lahap seperti dimsum. Terakhir, Tebasaki Gyoza, sayap ayam bakar tanpa tulang yang dipenuhi isian daging lobster. Sensasi kelembutan dan kesegaran dari laut bertemu dengan kerenyahan kulit ayam yang membungkusnya berpadu seimbang menutup sajian pembuka Dream Catcher Menu versi Wabi-sabi.

Selanjutnya, ada tiga pilihan menu utama: ayam, ikan kakap putih, atau sapi. Saya memilih yang terakhir, Niku-Niku. Potongan lembut brisket sapi direbahkan di atas mashed potato. Lalu saus jamur dengan cita rasa kuat dan agak smoky dituangkan di sekujur daging.

Menu utama Niku-Niku.

Terakhir, untuk menetralisir rasa daging yang penuh di mulut, saya memilih desert Shiso Granita. Semangkuk blueberry segar yang agak masam disajikan beralaskan vanilla panna cotta dingin. Bagi yang ingin hidangan penutup dengan rasa lebih sweaty, bisa memilih menu satunya, Hojicha yang dominan es krim cokelat.

"Nanti di setiap restoran MDA menu Dream Catcher Project-nya beda-beda, sesuai tema masing-masing," ungkap Anne.

Dessert di Wabi-sabi.

Selain Wabi-sabi, ada empat lagi restoran yang bisa dikunjungi di MD Place Tower. Bagi yang suka menu mediteranian bisa mencoba ke Animale. Lalu ada Aged-Butchered yang menyajikan aneka dry-aged steak. Kemudian restoran bernuansa Meksiko-Peru, Carbón. Dan terakhir, Ironplate, sebuah steakhouse Franco-Asia yang memadukan antara hidangan Timur dan Barat.

Setelah selesai mencicipi Dream Catcher Project di Wabi-sabi, hanya satu yang saya sesalkan, yaitu mengapa tidak ikut membawa pasangan saya dan menikmati semua sajian ini berdua sambil mengenang awal pertemuan kami. Ditambah lagi, datang dengan lebih banyak orang sama dengan menyumbang lebih banyak untuk kegiatan sosial Saab Shares.

Sabrina dan Elena, dua bersaudari yang mendirikan Saab Shares 10 tahun lalu, menceritakan bahwa pertemuan mereka dengan MDA Restaurants terjadi secara kebetulan. Dan mereka segera memutuskan untuk menjalankan program Dream Catcher Project karena punya nilai yang sama untuk berbagi kebahagiaan.

"Apalagi MD ini juga kan punya MD Foundation yang bergerak di bidang sosial," ujar Sabrina.

Restoran Wabi-sabi.

Ia lalu menjelaskan bahwa Saab Shares sudah menjangkau lebih dari sejuta orang di seluruh Indonesia. Dan selama 10 tahun berdiri, mereka sudah membangun 28 rumah belajar gratis yang tersebar di Jakarta, Yogya, Bondowoso, hingga Nias.

"Dream Catcher Project ini nanti akan digunakan untuk membangun rumah-rumah belajar gratis dan pelatihan ibu-ibu," ungkap Elena.

Rekomendasi