ERA.id - Sejak beberapa tahun lalu, childfree menjadi istilah yang cukup sering didengungkan, terutama oleh para pengguna media sosial. Sebenarnya, apa itu childfree?
Ini merupakan keputusan yang berkaitan dengan keturunan. Keputusan ini dibuat dengan alasan-alasan tertentu.
Mengenal Apa Itu Childfree
Dikutip Era dari HeylawEdu, childfree merupakan istilah yang memiliki makna keputusan seseorang atau pasangan untuk tidak memiliki anak atau keturunan. Berdasarkan Oxford Dictionary, childfree adalah kondisi ketika seseorang atau pasangan tidak memiliki anak dengan alasan pilihan.
Ini merupakan keputusan yang sangat personal, tetapi istilah childfree masih dipandang tabu di Indonesia. Berdasarkan jurnal ilmiah karya Patnani dkk., Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang pro-natalis, menganggap kehadiran anak bisa melengkapi pernikahan dan keluarga.
Terkait hal tersebut, psikolog sosial dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS), Tri Rejeki Andayani, menjelaskan bahwa childfree adalah keputusan yang tidak mudah di Indonesia sebab ada pihak lain yang mesti dilibatkan, misalnya keluarga.
Di sisi lain, setiap orang atau pasangan suami-istri yang memilih childfree memiliki alasan tersendiri yang telah dipertimbangkan secara matang. Alasan tersebut belum tentu bisa dipahami oleh orang lain. Meski demikian, ada beberapa faktor yang secara umum menjadi alasan seseorang atau pasangan suami-istri memilih childfree.
Beberapa Faktor Keputusan Childfree
1. Latar belakang keluarga
Masing-masing orang punya kisah dan masa lalu bersama keluarga yang berbeda-beda. Apa yang dilihat dan dialami oleh seseorang di keluarganya saat masih kecil bisa berpengaruh terhadap pola pikir, mental, dan pilihannya pada masa dewasa.
Terdapat kenangan baik, tak jarang ada pula kenangan buruk. Kenangan buruk masa anak-anak bersama keluarganya bisa mendorong seseorang untuk memilih childfree.
Selain itu, latar belakang keluarga juga bisa memberikan pengaruh dalam cara yang berbeda. Contohnya adalah orang dengan keluarga yang membebaskan sang anak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Ketika orang tersebut memilih childfree, dia tidak merasa dihakimi atau dipojokkan.
2. Isu lingkungan
Salah satu isu yang hangat di masyarakat akhir-akhir ini adalah overpopulasi. Jumlah manusia yang semakin banyak berbanding lurus dengan jumlah kerusakan alam.
Orang yang sangat prihatin dan menaruh perhatian terhadap hal tersebut tak jarang memilih untuk tidak memiliki keturunan sehingga tidak terlibat dalam peningkatan jumlah populasi manusia.
3. Kecemasan
Membesarkan dan merawat anak butuh kesiapan mental. Orang yang merasa tidak mampu membesarkan anak dengan baik dan tidak mau berubah atau belajar menjadi orang tua yang baik kadang lebih memilih childfree.
4. Finansial
Kondisi keuangan juga bisa menjadi salah satu sebab seseorang memilih childfree. Membina rumah tangga dan merawat anak tidak hanya butuh kesiapan mental, tetapi juga kesiapan finansial.
Orang yang terlalu takut tidak mampu membiayai anaknya tak jarang memilih untuk childfree. Dengan demikian, orang atau pasangan tersebut hanya fokus pada kebutuhan sendiri.
5. Masalah maternal instinct
Dilansir Verywellfamily, maternal instinct adalah kemampuan emosional wanita, terutama ibu, dalam menentukan apa yang benar dan apa yang salah saat membesarkan anak. Sebagian orang menilai maternal instinct sebagai hal yang penting untuk dimiliki wanita, lebih tepatnya ibu.
Hal ini berhubungan dengan kemampuan ibu dalam melindungi anak-anaknya. Sebagian wanita yang cemas mengaku tidak memiliki maternal instinct. Ada pula yang merasa akan menjadi ibu yang super protektif terhadap anaknya. Orang tersebut tidak yakin bisa menjadi ibu yang baik—sesuai harapan orang tersebut—sehingga kadang memilih childfree.