Mengenal Silent Treatment, Ciri-Ciri, dan Cara Menanggapinya

| 17 Sep 2023 18:04
Mengenal Silent Treatment, Ciri-Ciri, dan Cara Menanggapinya
Ilustrasi silent treatment (pexels)

ERA.id - Cukup banyak orang belum mengenal silent treatment, padahal kadang kita melakukannya—atau menjadi korbannya. Dalam hubungan sosial (termasuk asmara), ini adalah perilaku yang bisa memperburuk keadaan.

Ada beberapa tanda seseorang melakukan silent treatment. Anda perlu mengetahui hal ini dan meresponsnya dengan bijak agar hubungan sehat. Untuk lebih tahu soal apa itu silent treatment, simak penjelasan berikut yang dirangkum dari berbagai sumber.

Mengenal Silent Treatment

Silent treatment merupakan sikap diam karena suatu hal, alih-alih menjelaskan permasalahan yang dihadapi. Dilansir Medical News Today, ini adalah sikap menolak berkomunikasi secara verbal dengan orang lain. Sikap ini bisa terjadi hubungan asmara dan hubungan lain, seperti pertemanan, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya.

Ada cukup banyak alasan seseorang melakukan silent treatment, misalnya ingin punya waktu sendiri, memang egois, atau bahkan menganggap silent treatment sebagai salah satu bentuk dari komunikasi.

Orang tersebut ingin lawan komunikasinya memahami maksud dari sikap tersebut. Dia ingin dipahami, entah untuk mengatakan “Aku tidak mau memperpanjang masalah”, “Aku tidak suka denganmu”, “Diamlah”, “Kamu seharunya tau apa mauku”, atau yang lainnya.

Yang lebih buruk, silent treatment digunakan untuk memanipulasi atau mengontrol orang lain. Pelaku melakukan silent treatment untuk membuat lawan komunikasinya melakukan apa yang diinginkannya. Dalam hal ini, silent treatment bisa dinilai sebagai bentuk pelecehan emosional.  

Biasanya, orang yang menerima perlakuan silent treatment akan gusar atau tidak tenang. Orang tersebut bertanya-tanya soal masalah yang terjadi atau kesalahan yang telah dia perbuat sehingga “didiamkan”.

Perlu diingat bahwa salah satu kunci hubungan yang sehat adalah komunikasi. Jika komunikasi terhenti (atau dihentikan dengan sengaja), bukan hanya keintiman yang rusak, tetapi hubungan tersebut juga rawan hancur.

Ciri-Ciri Silent Treatment

Diamnya seseorang belum tentu bentuk silent treatment. Anda perlu tahu tanda-tanda silent treatment agar tidak salah merespons.

  • Secara terang-terangan mengabaikan Anda tanpa ada alasan jelas.
  • Tetap diam untuk waktu lama tanpa tahu kapan berakhir.
  • Tidak terbuka menjelaskan apa yang dirasakannya, biasanya berlindung di balik ungkapan “tidak apa-apa”.
  • Memilih mengobrol dengan orang lain meski Anda berusaha mengajak komunikasi.
  • Merasa konflik dan perasaan yang dihadapi tidak penting dalam keberlangsungan hubungan.
  • Korban gusar atau gelisah dan selalu merasa bersalah.
  • Korban merasa dirinya kurang dan tidak dihargai.

Cara Menghadapi Silent Treatment

  • Sabar

Ini adalah hal pertama dan utama yang perlu dilakukan oleh seseorang yang mengalami perlakuan silent treatment. Menggunakan kemarahan tidak akan menyelesaikan masalah, malah membuat Anda lelah dan bisa jadi masalah menjadi lebih runyam.

  • Meningkatkan empati dan kemampuan “membaca pikiran”

Ketika Anda sedang “diiamkan” oleh orang lain, Anda perlu meningkatkan tingkat kepekaanmu. Anda perlu introspeksi diri, apakah ada kesalahan yang telah diperbuat kepada pelaku silent treatment. Atau, bisa jadi orang tersebut sedang mengalami masalah pribadi yang membuatnya tidak ingin berbicara dengan Anda.

Jika silent treatment dilakukan oleh kekasih atau pasangan, selain empati dan introspeksi Anda kadang perlu bisa “membaca pikiran”. Jika Anda telah mengenal pasangan Anda, biasa apa yang membuatnya marah atau merasa tidak nyaman?

  • Membahas dengan tenang

    Menyudahi silent treatment dan membahas masalah bersama (pexels)

Anda perlu memulai percakapan. Persoalan bisa berakhir dengan mendiamkannya jika orang tersebut memang sedang ingin didiamkan, tetapi hal berbeda bisa terjadi jika dia ingin dipahami melalui sikap diam. Oleh sebab itu, Anda bisa membicarakan masalah tersebut dengan tenang dan mengatakan bahwa sikap diam tidak akan menyelesaikan masalah. Katakanlah bahwa Anda siap untuk mengoreksi diri jika memang melakukan kesalahan.

  • Ungkapkan perasaan

Jika silent treatment telah berakhir, Anda perlu mengungkapkan perasaan Anda bahwa Anda tidak suka dengan silent treatment. Jika Anda lebih suka dengan kejelasan, meski itu membuat Anda sakit hati, maka ungkapkan hal tersebut kepada lawan komunikasi Anda.

  • Buat kesepakatan

Jika silent treatment telah berakhir, Anda perlu membuat kesepatakan dengan orang tersebut agar di lain waktu tidak terjadi lagi. Hal ini biasanya bisa dilakukan dengan orang yang sudah sangat dekat, misalnya pasangan.

Anda dan pasangan perlu saling memahami bahwa silent treatment bukanlah jawaban dari masalah. Itu hanyalah ruang hampa yang sangat mungkin diisi dengan masalah lain yang lebih besar. Ketika memang ada masalah, buatlah kesepakatan untuk membahasnya. Jika memang butuh waktu untuk diam menyendiri, jelaskan pula hal tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Komunikasi adalah hal penting dalam hubungan, jadi jangan merusaknya dengan meniadakan komunikasi karena emosi. Itulah beberapa hal yang perlu Anda tahu untuk lebih mengenal silent treatment. Untuk informasi lain, ikuti terus Era.id

Rekomendasi