Kisah Inspiratif dr. Imelda Tjoe, Harus Jadi Dokter Karena Alami Jerawat Saat Kecil

| 22 Sep 2023 22:22
Kisah Inspiratif dr. Imelda Tjoe, Harus Jadi Dokter Karena Alami Jerawat Saat Kecil
Dr Imelda Tjoe (Dok Istimewa)

ERA.id - Masa kecil merupakan pondasi awal bagi seseorang dalam menyikapi hidupnya. Tidak jarang, pengalaman di masa itu pula yang akan membentuk seseorang dalam kehidupan yang akan datang.

Kesuksesan lahir dari motivasi yang kuat. Motivasi tersebut pun bisa lahir dari pengalaman di masa kecil, entah itu menyenangkan atau sebaliknya.

dr. Imelda tjoe, dip.AAAM (USA), Mbiomed (AAM), MHum, MKM menjadi sosok seperti sekarang, pun berkat apa yang ia alami di masa kecil. Kekurangannya di masa lalu menjadi kekuatannya untuk mencapai sukses sebagai dokter estetika di bidang kecantikan medis.

Ya, dokter asal kota Medan ini dikenal sebagai ahli kecantikan dengan latar belakang ilmu akupuntur medis, akupuntur kecantikan, hormon hingga gizi. Ia juga menguasai kemampuan injeksi filler, botox dan benang, termasuk mendalami laser flek atau bopeng hingga jerawat.

Di balik kemahirannya itu, segalanya berawal ketika dirinya sendiri mengalami masalah kulit wajah berupa jerawat di masa kecilnya. Masalah itu ia alami pada usia 10 tahun. Lantaran tidak mendapatkan tempat untuk menyembuhkan jerawat, dirinya kemudian bertekad untuk belajar giat dan menjadi dokter. Alasannya, dia ingin menyembuhkan dirinya sendiri terlebih dahulu.

“Karena sejak umur 10 tahun saya mengalami masalah jerawat dan saya sudah berobat keliling dimana-mana dan tidak mendapatkan kesembuhan. Karena itulah saya bertekad menjadi dokter untuk menyembuhkan diri sendiri, orang sekitar dan keluarga, hingga sekarang semua orang agar dapat merasakan kulit mereka bersih,” tutur dokter berusia 40 tahun tersebut.

Sejak 2005, ia mendedikasikan hidupnya untuk bidang estetika tersebut. Tekadnya memang tidak main-main. Selain mengambil pendidikan di S1 Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia, dr Imelda sempat melangkang ke Singapura, Amerika Serikat hingga Perancis untuk menggali ilmu.

“Saya juga sempat Indonesia ambil di Universitas Prima Indonesia untuk mengambil bidang ilmu yang lainnya,” kata dia.

dr Imelda mengenang kembali masa-masa kala membuka praktek klinik kecantikan sendiri. Klik yang ia namai Kliniix Slimm tersebut awalnya hanya memiliki 3 ranjang pasien, kemudian berkembang menjadi 10 hingga akhirnya kini 30 unit.

Bahkan, sekarang memiliki mesin untuk menangani pasien yang didatangkan dari Eropa dan Amerika Serikat. Termasuk memiliki brand kecantikan sendiri dan produk yang akan segera ia luncurkan dalam waktu dekat.

“Ketika kita mendapatkan pujian dan penghargaan atas kerja keras kita rasanya sangat menyenangkan,” kata dr Imelda.

Selama menangani begitu banyak pasien, dr Imelda mengaku beruntung mendapatkan banyak kesan positif. Apalagi jika mampu membantu hidup orang lain menjadi lebih baik lewat penampilan menarik. Banyak orang yang datang ke kliniknya dengan kepercayaan diri kurang lantaran masalah seperti jerawat.

“Suatu hari saya berjumpa dengan pasien di luar klinik dan bertegur sapa seperti teman. Ia mengaku jauh lebih percaya diri dan mendapatkan jodoh karena penampilannya menjadi lebih menarik. Ini yang membuat saya ikut bahagia karena hidup orang lain dapat berubah menjadi lebih baik,” ujarnya.

Namun, ada kalanya pula ia mendapati pasien yang kurang sabar dan menginginkan hasil instan.

“Padahal semua butuh proses. Ada juga yang membandingkan harga. Padahal kita menjual pengalaman dan jam terbang. Ini bukan persoalan harga saja, karena harga itu hal yang relatif,” ucap dr Imelda.

Seperti halnya meraih kesuksesan, dr Imelda berujar tidak ada yang instan. Bagi siapapun yang ingin menekuni bidang seperti dirinya, kuncinya adalah belajar dan mencintai apa yang dikerjakan.

“Kuncinya adalah selalu belajar dan belajar. Karena di dunia kecantikan apalagi medis kita adalah orang yang dijunjung tinggi intelektualnya, sehingga harus sangat teliti. Pastikan apa yang kita tekuni adalah apa yang kita cintai, jangan hanya ikut tren saja yang pada akhirnya tidak ditekuni dengan hati,” tegasnya.

Tags : jerawat
Rekomendasi