ERA.id - Penyanyi ternama tanah air, Tompi baru saja membagikan pengalaman pahitnya karena ibunda meninggal akibat terinfeksi COVID-19. Mengenai kepergian sang ibu, Tompi sempat merasa kecewa dengan penanganan COVID-19, khususnya di kampung halamannya, Lhokseumawe, Aceh.
Tompi mengungkapkan saat terpapar sang ibu sedang berada di kampung halamannya tersebut. Ibunya mengalami gejala demam dan akhirnya menjalani tes dan dinyatakan positif terinfeksi.
Tompi yang saat itu masih berada di Jakarta meminta tolong pada sang kakak dan saudaranya untuk melakukan penanganan yang cepat untuk sang ibu. Namun, hal tersebut tak memungkinkan karena fasilitas kesehatan di tempat itu masih sangat minim dan tidak memadai.
"Positif Covid. Pagi itu saturasi ibu saya dari 98 turun ke 94. Setelah turun ke 94 saya mulai khawatir dan bilang ke kakak saya ini harus sesegara mungkin berangkat. Saya ngomong jam 6 pagi, persiapan semuanya, ibu saya ready ambulansnya untuk berangkat jam 4 sore," ucap Tompi, dikutip dari unggahan video di akun Instagramnya.
Sayang, masih di perjalanan menuju rumah sakit, ibu Tompi sudah menghembuskan napas terakhirnya di mobil ambulans.
"Baru naik ambulans, baru beberapa menit saturasi sudah semakin turun, sudah dalam keadaan tenang, senyap, ibu saya berpulang gitu. Jadi prosesnya cepat banget," kata Tompi.
Lebih lanjut, penyanyi berusia 42 tahun itu membeberkan fasilitas kesehatan yang ada di kampung halamannya. Ia menyampaikan bahwa di tempat tersebut bahwa pemeriksaan PCR hanya tersedia 2 kali dalam seminggu.
"Di Aceh di Lhokseumawe di daerah saya tinggal, pemeriksaan PCR cuma bisa dikerjakan 2 kali dalam seminggu bayangkan. Padahal dalam kondisi covid seharusnya tuh satgasnya bekerja selama 24 jam 7 hari dalam seminggu. Tenaga kesehatan juga tidak stand by di tempat," beber Tompi.
Melalui pengalamannya ini, Tompi menyampaikan pada seluruh masyarakat Indonesia harus semakin ketat dalam menjalankan protokol kesehatan demi keselamatan bersama.
"Satu-satunya cara kita selamat dari pandemi ini adalah semua tuh harus ngerasa saling bahu membahu gitu. Semua tuh harus merasa saling menjaga, nggak bisa bodo amat gitu. Kalau bukan kita yang saling ngejaga, kalau kejadian di India sampai di sini, selesai kita," ujar Tompi.