Dijuliki Pangeran Harry-Meghan Markle Versi Jepang, Putri Mako Siap Menikah dengan Rakyat Biasa

| 29 Sep 2021 19:30
Dijuliki Pangeran Harry-Meghan Markle Versi Jepang, Putri Mako Siap Menikah dengan Rakyat Biasa
Putri Mako dan Kei Komuro (Dok: TV Asahi)

ERA.id - Putri Mako disebut sebagai Pangeran Harry-Meghan Markle versi Jepang setelah memutuskan meikah dengan rakyat biasa. Keputusan tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan warga Jepang.

Cucu perempuan dari Kaisar Akihito tersebut memutuskan untuk menikah dengan teman sekelasnya di kampus, Kei Komuro. Komuro dilaporkan sudah kembali ke Jepang pada Senin (27/9/2021) untuk mempersiapkan pernikahan mereka.

Seorang sumber mengatakan kepada Page Six bahwa pasangan tersebut layaknya Meghan dan Harry dari Jepang. Di mana Mako dan Komuro akan meninggalkan Jepang dan menetap di Amerika Serikat.

"Banyak orang mencoba menghubungkannya dengan Pangeran Harry dan Meghan, menjadikannya cerita yang serupa. Apakah orang-orang Amerika menyambut mereka dan menantikan Putri Jepang pindah ke Amerika Serikat?" kata seorang sumber dikutip Page Six, Rabu (29/9/2021).

Lalu, kata sumber tersebut, pihaknya penasaran bagaimana respon media Amerika tentang Putri Mako dan Kei Komuro. Bahkan sumber itu juga penasaran akankah ada paparazzi yang terus membuntuti kehidupan Putri Mako di Amerika Serikat.

Rasa penasaran itu didasari oleh respon media Jepang yang sangat keras kepada pasangan tersebut, khususnya Kei Komuro. Namun melihat keputusan besar Putri Mako untuk tetap menikah dengan rakyat biasa ini mendapat respon sedikit berbeda dari media Amerika.

"Media Jepang sangat keras padanya dan tunangannya khususnya, tetapi reaksi di luar negeri tampaknya sedikit berbeda," ungkap sumber tersebut.

Putri Mako dan Kei Komuro (Dok: TV Asahi)
Putri Mako dan Kei Komuro (Dok: TV Asahi)

Mako dan Komuro bertemu pada 2012 di sebuah restoran saat mereka sama-sama kuliah di International Christian University di Tokyo. Mereka mengumumkan pertunangan pada tahun 2017 ketika kakeknya, Akihito, adalah kaisar Jepang dan berencana untuk menikah pada tahun berikutnya.

Menurut Kyodo News, pernikahan mereka tertunda lantaran adanya perselisihan keuangan lebih dari 36.000 dolar AS (Rp515 juta) dalam dukungan keuangan, termasuk uang yang dihabiskan untuk pendidikan Komuro yang melibatkan ibu dan mantan tunangannya.

Perselisihan ibunya adalah hal yang memalukan bagi keluarga kekaisaran dan membagi opini publik. Beberapa orang Jepang mengatakan pernikahan harus dibatalkan, sementara yang lain mengatakan pasangan itu harus memperjuangkan cinta mereka. Namun sumber lain menyebutkan bahwa penundaan pernikahan tersebut lantaran kurangnya persiapan.

Lantaran mendapat banyak kontroversi hingga pertentanga, secara mengejutkan Mako menolak semua ritual pernikahan resmi dan memilih untuk membayar 150 juta yen (Rp19 miliar). Bukan hanya itu saja, Mako juga harus melepas statusnya sebagai anggota kerajaan.

Dalam hukum Jepang yang berusia berabad-abad, pernikahan antara bangsawan dan rakyat jelata mengharuskan Putri Mako untuk melepaskan status kerajaannya.

Sementara itu, Komuro dilaporkan meninggalkan Amerika Serikat menuju Tokyo dengan rambut dikuncir. Hal ini juga menjadi sorotan media Jepang dan menilai Komuro terlalu berani untuk menikahi anggota keluarga kekaisaran tradisonal Jepang.

Dia diperkirakan akan mengadakan konferensi pers dengan calon istrinya setelah menghabiskan dua minggu di bawah karantina, sesuai dengan protokol COVID-19 negara itu.

Pernikahan mereka dikabarkan akan berlangsung pada bulan Oktober mendatang dan setelah resmi menikah akan langsung terbang ke New York, Amerika Serikat untuk memulai kehidupan baru.

Hukum kekaisaran memungkinkan tahta untuk diteruskan hanya kepada ahli waris laki-laki. Putri-putri keluarga lainnya yang belum menikah juga akan kehilangan status kerajaan mereka jika menikahi rakyat biasa.

Rekomendasi