Anak Nia Daniaty Depresi, Dokumen Pembuktian Dugaan Penipuan Kena Banjir, Pengacara: Psikisnya Berat

| 06 Oct 2021 13:10
Anak Nia Daniaty Depresi, Dokumen Pembuktian Dugaan Penipuan Kena Banjir, Pengacara: Psikisnya Berat
Nia Daniaty dan Olivia (Foto: Instagram/@niadaniatynew)

ERA.id - Anak Nia Daniaty kini terlibat dalam dugaan penipuan, penggelapan serta pemalsuan surat. Tak sendiri, ia melakukan penipuan bersama suaminya, Rafly Noviyanto Tilaar. Rupanya sudah ada korban sebanyak 225 orang dan alami kerugian sebesar Rp9,7 miliar.

Meski begitu, Olivia membantahnya dan mengaku hanya 50 orang, akan tetapi itu bukan iming-iming masuk CPNS. Melainkan, ia mengaku mengadakan les yang dipatok sebesar Rp25 juta per orang. Dalam persidangan pada Selasa (5/10/2021), Olivia tidak hadir.

Pengacara Olivia, Susan mengatakan bahwa saat ini Olivia tidak bisa hadir dan meminta untuk dijadwalkan ulang. Susan mengatakan Olivia tidak hadir lantaran kesehatan mental yang sedang down dan alami depresi cukup berat.

Susan (Foto: YouTube/Star Story)
Susan (Foto: YouTube/Star Story)

"Pastinya mental harus kuat juga, apalagi dalam pemberitaan. Oi kan merasa sangat didiskreditkan dari pelapor. Nah makanya ada bantahan-bantahan tapi bantahan tersebut kan harus dipertanggungjawabkan makanya dia harus punya kekuatan mental," ujar Susan Agustin, dikutip dari kanal YouTube Star Story.

Susan mengatakan anak Nia Daniaty itu sedang depresi, karena banyaknya pemberitaan buruk hingga menyeret keluarganya dalam kasusnya ini.

"Pastinya depresilah, kan mental itu. Misalnya kita melakukan sesuatu, terus tiba-tiba dipelintir sedikit, ter-blow up banyak, pastinya kan psikisnya berat juga," kata Susanti.

Lebih lanjut, Susan mengatakan banyak dokumen yang terkena banjir. Sehingga, pembuktiannya dalam sidang sudah hilang.

"Memang Olivia ini, banyak sih data-data itu,Karena dari rumah yang di Kemang waktu itu kena banjir, jadi ada beberapa, hampir semua dokumen itu kena banjir, jadi hilang," jelasnya.

Sebagai pengacaranya, ia juga bingung untuk mengurus dokumen-dokumen karena sudah hilang. Padahal, dokumen itu sudah diketahui data-datanya siapa saja orang yang sudah dikembalikan uangnya.

"Kadang-kadang ditelusuri lagi ada nggak namanya. Siapa yang transfer, makanya dari rekening koran itulah yang akan kita telusuri. Ada namanya, siapa yang transfer, siapakah uang yang dikembalikan," ujarnya.

Rekomendasi