Ballad of Blood and Two White Buckets berhasil lolos seleksi TIFF dan siap berkompetisi dengan 35 film pendek lain dari berbagai belahan dunia. Ballad of Blood and Two White Buckets bercerita tentang kisah Ning (Ruth Martini) dan Mur (Muhammad Abe), suami-istri yang bertahan hidup dengan berjualan saren.
Saren atau yang biasa dikenal dengan marus adalah makanan yang berasal dari darah binatang yang disembelih, yang kemudian dibekukan dengan cara dikukus. Nah, di situ lah letak konflik dari film ini.
Di satu sisi, banyak orang yang menganggap saren sebagai makanan haram. Namun, di sisi lain, saren diketahui mengandung kadar protein yang tinggi. Selain perdebatan ilmiah, tentu saja Anggi Noen mengangkat konflik sudut pandang antara 'haramnya' saren --secara religius-- dengan naluri bertahan hidup Ning dan Mur.
Film ini nampak sangat menjanjikan. Dalam karyanya kali ini, Anggi Noen kembali bekerja sama dengan Yulia Evina Bhara yang berperan sebagai produser. Kalau kamu belum tahu, sinergi dua orang ini lah yang melahirkan Istirahatlah Kata-kata yang langsung memenangi Golden Hanoman Award dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festifal (JAFF) 2016 dan menjadi objek penelitian dalam skripsi saya (he he).
Selain Yulia, Amerta Kusuma, produser film On The Origin of Fear juga terlibat dalam produksi Ballad of Blood and Two White Buckets. Lewat On The Origin of Fear, Amerta sudah lebih dulu menyentuh panggung TIFF pada tahun 2016.
Untuk dapur masaknya, Ballad of Blood and Two White Buckets menggunakan jasa tenaga-tenaga kreatif dari rumah produksi KawanKawan Media, yang berkolaborasi LimaEnam Films dan AfterTake Post Production.
Penasaran? Sama! Coba, kita lihat trailernya dulu di bawah: