Fanatisme cukup ditunjukan dengan kadar kecintaan terhadap tim favorit. Bukan dengan memperlihatkan kebencian kepada suporter tim lawan. Rivalitas antara Persija Jakarta dan Persib Bandung cukup ditunjukan di atas lapangan, bukan di luar lapangan.
Rivalitas salah kaprah antara Jakmania (penggemar fanatik Persija) dan Bobotoh (penggemar fanatik Persib) terus menerus memakan korban. Sampai kapan? Tidak bisakah membangun kultur sepak bola di atas fondasi rasa cinta?
Sepak bola--khususnya di Italia--memang lahir dari sebuah olahraga orang barbar pada abad ke-16 (akan dibahas dalam tulisan berikutnya). Tapi itu dulu. Sekarang saatnya menjaga nilai-nilai fair play baik di dalam maupun di luar lapangan.