Seperti namanya, grup musik Reaksi menanggapi keadaan tersebut melalui kritisi yang tertuang dalam single bertajuk Antipati. Band yang digawangi Garry (gitar-vokal), Marwan (gitar-vokal) dan Fiki (drummer) ini, mengandalkan kelugasan lirik bahasa Indonesia, eksplisit, untuk mereaksi isu-isu sosial yang tengah berlangsung.
Terbentuk sejak 2014, karakter musik Reaksi diwarnai dengan distorsi dan tempo yang mengentak--mengingatkan kita pada trio grunge Besok Bubar.
Sebagai bagian dari arus milenial, Reaksi tidak kecut hati untuk mengingatkan generasinya yang semakin lama semakin antipati terhadap cuaca sosial. Beban yang dipikul dan agenda yang terlampau sesak membuat mata lebih suka bertamasya di layar digital. Bahkan, mata hati yang sejatinya peka akan kemanusiaan seringkali ikut terbutakan.
Single ini dilepas melalui layanan digital streaming sejak 15 Maret kemarin dan merupakan jembatan yang dibangun Reaksi untuk menuntun pendengarnya menuju GRUNCH, EP (album mini) perdana mereka yang akan juga dirilis secara digital pada pertengahan 2019.
GRUNCH dikerjakan bersama Firas Raditya (bassis Rachun dan The Sidhartas) sebagai co-produser, di studio Rock N' Roll Mom, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Kini Reaksi turut melengkapi deretan band dari Rekaman Pots yang sebelumnya telah meriliskan The Sidhartas, M R T & Rachun.