Miss Lambe Hoaks, Cara Kominfo Perangi Berita Bohong

| 17 Jan 2020 18:18
<i>Miss Lambe Hoaks</i>, Cara Kominfo Perangi Berita Bohong
Miss Lambe Hoaks (DOk. Kominfo)
Jakarta, era.id - Sebaran hoaks dan dampak yang makin masif di Indonesia membutuhkan pendekatan dan cara yang lebih kreatif dan inovatif. Apalagi saat ini, keberadaan teknologi informasi dan komunikasi membuat sebaran hoaks makin berlipat ganda.

Platform media sosial dan pesan instan menjadi media utama penyebaran hoaks. Pelaku membuat konten sedemikian rupa untuk mempengaruhi masyarakat. Guna mengimbangi dan merebut perhatian masyarakat di media sosial serta meningkatkan kesadaran terhadap hoaks, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengembangkan tayangan "Lambe Hoaks".

Kominfo merilis program Miss Lambe Hoaks dalam upaya memberikan literasi digital pemberantasan konten-konten hoaks. Konten yang ditayangkan merupakan kumpulan hasil identifikasi hoaks yang dilakukan oleh Direktorat Pengendalian Konten Internet Ditjen Aplikasi Informatika selama sepekan.

Berita hoaks tersebut diinformasikan secara berkala kepada masyarakat. Dalam setiap episodenya program ini mengupas fakta di balik Top 10 isu hoaks hasil pencarian Tim Aduan Konten Ditjen Aptika yang beredar dalam sepekan terakhir.

Plt. Kepala Biro Humas Ferdinandus Setu mengatakan konten yang ditayangkan dalam Lambe hoaks merupakan kumpulan hasil identifikasi hoaks yang dilakukan oleh Direktorat Pengendalian Konten Internet Ditjen Aplikasi Informatika selama sepekan. Berita hoaks tersebut nantinya akan diinformasikan secara berkala kepada masyarakat.  

“Lambe hoaks itu program baru di Biro Humas Kominfo yang akan kami tayangkan mungkin mulai minggu depan, bentuknya adalah format tayangan TV yang menampilkan seorang pembawa acara Miss Lambe Hoaks salah satu karaker yang kami siapkan. Dia nanti akan tampil di studio dan disebarkan melalui media sosial Kementerian Kominfo serta GPR TV,” kata Ferdinandus Jumat (17/1/2020).

Media televisi menjadi pilihan agar bisa menjangkau khalayak yang lebih luas, sehingga Biro Humas Kominfo menginisiasi membuat Lambe Hoaks agar informasi yang diterima masyarakat tidak hanya melalui platform media sosial.  

“Lambe Hoaks ini akan menampilkan informasi-informasi seputar hoaks yang kami kumpulkan selama satu pekan, jadi hoaks yang berhasil dikumpulkan oleh mesin pelacak AIS Kominfo, kemudian ditampilkan oleh Miss Lambe Hoaks sebagai pembawa acara, kita juga tayangkan di seluruh platform media sosial dan sejumlah stasiun TV,” ungkap Ferdinandus Setu. 

Setiap hari, Kementerian Kominfo menerima informasi aduan konten hoaks. Kemudian aduan yang diterima melalui tiga jalur, yakni melalui mesin pelacak, aduan masyarakat dan laporan atau surat edaran dari instansi atau lembaga pemerintahan itu diverifikasi untuk dikaji kebenarannya.

“Yang melaporkan informasi hoaks bisa lebih dari seratus per pekan, karena instansi yang terlibat seperti Kemendagri, Kementerian Hukum dan HAM, dari BNPT terkait isu-isu terorisme, BNN terkait isu-isu narkoba, dan hampir semua instansi mencakup kementerian dan lembaga lingkup pemerintah maupun swasta,” kata Ferdinandus

Pada ajang tahunan Anugerah World Summit on the Information Society (WSIS Prizes), program Miss Lambe Hoaks terpilih masuk dalam salah satu nominasi yang yang dipertandingkan, yakni pada Category 17 — Action Lines C10 "Ethical dimensions of the Information Society", sebagai karya unggulan dari Indonesia pada Kompetisi tersebut.

 

Rekomendasi