Alasan Belum Ada Pasien Positif Covid-19 di Indonesia

| 12 Feb 2020 12:11
Alasan Belum Ada Pasien Positif Covid-19 di Indonesia
Ruang Isolasi di RSHS Bandung (Iman Herdiana/era.id)
Bandung, era.id – Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menepis anggapan Indonesia kurang antisipasi terhadap wabah Covid-19. Pihak RSHS mengklaim sudah melakukan antisipasi sejak awal mula virus itu diumumkan sebagai wabah penyakit di Wuhan, China, pada akhir Desember 2019.

“Antisipasi sudah, pencegahan sudah. Kalau dikatakan siap tidak siap, siapa yang sudah siap? misalnya kalau mewabah seperti di China, siapa yang siap kalau kasusnya sebanyak itu,” kata Direktur Keperawatan RSHS, Dr. dr. Nucki Nursjamsi Hidajat, Sp.OT(K), M.Kes, FICS, saat dihubungi Era.id, Selasa (11/2) malam.

RSHS sendiri sudah menyiapkan ruangan isolasi di Gedung Kemuning RSHS, membentuk tim penyakit infeksi khusus yang diperkuat dokter berbagai spesialis dan perawat. Tim ini dilengkapi dengan peralatan seperti masker, pakaian hazmat (baju astronot), dan lain-lain. 

Soal cara deteksi, RSHS melakukan deteksi dengan metode klinis dan historis. Deteksi klinis meliputi pemeriksaan gejala pada pasien seperti demam, batuk, flu, dan gangguan pada paru-paru (pneumonia). Gejala klinis ini disertai deteksi historis, yakni penelusuran riwayat kontak dengan orang dari negara yang terkonfirmasi memiliki pasien virus Covid-19. 

Setelah deteksi klinis dan historis, tim akan melakukan diagnosa dengan cara mengambil sampel lendir tenggorokan yang akan dikirim ke Balitbangkes, Jakarta. Dari Balitbangkes tersebut, nantinya akan diperoleh hasil positif atau negatif Covid-19.

Nucki mengaku, RSHS memang tidak memiliki labolatorium untuk memeriksa virus korona baru seperti yang ada di Balitbangkes, Jakarta. RSHS hanya punya alat pengambilan sampel yang akan dikirim ke Balitbangkes.

“Pengambilan sampel dilakukan di RSHS, ada alatnya, ada cara pengemasannya. Untuk memeriksa dan memastikan sampel tersebut, dilakukan di Balitbangkes,” terang Nucki. 

Di Balitbangkes, ada laboratorium yang khusus memeriksa virus-virus seperti flu burung (H5N1), flu babi (H1N1), dan juga virus korona baru (Covid-19). “Jadi alatnya di Balitbangkes banyak,” kata Nucki.

Di luar RSHS, Nucki melihat antisipasi juga sudah dilakukan di pintu-pintu masuk ke Indonesia seperti bandara dan pelabuhan-pelabuhan. Di sana dipasang alat-alat deteksi suhu tubuh (Thermal Scanner). 

“Jadi di pintu-pintu masuk sudah diantisipasi. Termasuk yang dilakukan petugas KKP. Dengan sistem tersebut, belum ada yang terdeteksi. Kenapa tidak deteksi? bukan berarti kita tidak siap, tapi karena belum ada saja,” terang Nucki. 

Menanggapi anggapan Indonesia tidak bisa mendeteksi virus korona baru sehingga belum satu pun pasien yang dinyatakan positif, Nucki menegaskan sejauh ini memang belum terjadi penularan virus korona baru di Indonesia.

“Memang kenyataanya begitu. Belum ada, dan mudah-mudahan tidak ada,” ucapnya. 

 

Tags : korona
Rekomendasi