ERA.id - Polri telah memeriksa CCTV di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (Jatim). Dari hasil pemeriksaan CCTV itu, Polri mengungkapkan ada anggotanya yang diduga mengalami penganiayaan oleh para suporter.
"Itu ada CCTV. Anggota Polri justru pada saat mengevakuasi kepanikan tersebut, justru terjadi semacam, ibarat kata dihalang-halangi, kemudian dilempar sehingga terjadi lari malahan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Malang, Jatim, Rabu (05/10/2022).
"Anggota Polri di situ justru di pintu 13, 14, ada yang meninggal," tambahnya.
Dedi tak mau banyak bicara mengenai hasil pemeriksaan CCTV ini. Hasil pemeriksaan CCTV akan disampaikan besok.
Jenderal bintang dua ini menambahkan tragedi Kanjuruhan ini harus dilihat secara utuh atau tidak dari satu aspek saja. Dedi mengatakan semua hal harus ditelusuri secara cermat dan teliti agar fakta-fakta dari tragedi Kanjuruhan ini bisa terbuka seterang-terangnya.
"Jadi tidak hanya menggunakan satu isu saja, tetapi bagaimana kondisi stadion, bagaimana fakta FIFA, bagaimana aturan-aturan dan administrasi apa yang menjadi salah satu persyaratan pertandingan, itu sedang dikaji oleh tim," jelas Dedi.
Sebelumnya, Polri masih menginvestigasi tragedi Kanjuruhan. Enam CCTV di Stadion Kanjuruhan diperiksa untuk mendalami tragedi ini.
"Kenapa di 6 titik CCTV yang didalami labfor? Karena dari hasil analisa sementara, di sinilah titik jatuhnya korban yang cukup banyak," kata Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Malang, Jatim, Selasa (04/10/2022).
Enam CCTV yang di periksa itu di pintu 3, 9, 10, 11, 12 dan 13 Stadion Kanjuruhan. Dia menerangkan ke-6 CCTV ini diperiksa agar bisa dijadikan alat bukti untuk menetapkan tersangka dari tragedi ini.
"Tapi hasil tadi saya mendapat keterangan dari labfor, untuk yang 6 titik (CCTV di pintu stadion) itu tidak ditutup, tapi sempit sekali. Dari kapasitas untuk dua orang, tapi yang keluar itu ratusan orang. Terjadilah himpit-himpitan di situ. Ya itu juga bagian materi yang didalami tim sidik kita," ungkapnya.