MUI: Aliran di Cisoka Tangerang Hanya Ritual yang Keliru

| 15 Feb 2023 22:48
MUI: Aliran di Cisoka Tangerang Hanya Ritual yang Keliru
Penampakan ruangan tempat praktik diduga aliran sesat pimpinan Aliyudin di Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. (Muhammad Iqbal)

ERA.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang menanggapi dugaan adanya aliran sesat di wilayah Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka. Dinilai, aliran tersebut tidak sesat alih-alih keliru melakukan ritual.

"Setelah diinvestigasi, dikaji, memang tidak ada hal-hal yang masuk kriteria aliran sesat. Hanya memang salah kaprah di dalam melaksanakan ritual, tidak ada guru, jadi ya salah dalam melaksanakan ritual," ucap Sekretaris MUI Kabupaten Tangerang, Nur Alam, Rabu (15/2/2023).

Alam mengatakan, masyarakat tidak bisa langsung menetapkan aktivitas yang dilakukan warga bernama Aliyudin itu aliran sesat. Pihaknya lebih dulu melakukan tahapan investigasi dan penelitian.

"Tapi mereka masih meyakini, bersyahadat, tidak ada yang melenceng dari rukun Islam. Hanya keliru saja dalam pelaksanaan ritualnya," katanya.

Berdasarkan pengakuan pemimpin aliran itu, kata Alam, adanya kuburan di lokasi ritual yang viral hanya sebagai pengingat akan kematian.

"Maksudnya mereka bangun semacam gundukan kuburan itu supaya ingat mati saja, ini kuburan untuk dirinya, jadi untuk mengingatkan atas kematian, itu Aliyudin yang bilang seperti itu," katanya.

"Mereka sudah mengakui kesalahannya dan mengakui ke kekeliruannya. Juga sudah meminta maaf kepada masyarakat," imbuh dia.

Alam mengaku belum bisa memastikan berapa banyak orang yang mengikuti Aliyudin. Namun dia menyebut ritual yang viral itu sudah berlangsung sekitar satu tahun.

"Awal mula ketahuan pengikutnya ada di wilayah Balaraja 6 orang, dan sisanya ada di wilayah Cisoka, dan daerah di Kabupaten Tangerang. Sudah hampir satu tahun, baru terdeteksi akhir-akhir ini," ungkapnya.

Alam menambahkan akan terus menjaga umat dari akidah-akidah yang rusak, termasuk menjaga dari syariah-syariah yang menyimpang.

"Mengantisipasi secara preventif kita selalu sosialisasi melalui dakwah. Di Kabupaten Tangerang memang sudah ada beberapa aliran yang mencoba masuk. Namun tidak berhasil berkembang, karena adanya koordinasi yang baik antara MUI dan stakeholder terkait. Jadi adapun kemunculan-kemunculan kasus serupa akan cepat diketahui," jelasnya.

Rekomendasi