Densus 88: 2 Teroris ISIS di Jakarta Sudah Buat Bom tapi Belum Sempat Diledakkan

| 07 Aug 2024 14:55
Densus 88: 2 Teroris ISIS di Jakarta Sudah Buat Bom tapi Belum Sempat Diledakkan
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar saat konferensi pers di gedung Divhumas Polri, Jakarta, Rabu (7/8/2024). (Era.id/Sachril Agustin)

ERA.id - Dua orang simpatisan ISIS, yakni RJ dan AM ditangkap Densus 88 Antiteror Polri pada Selasa (6/8) kemarin. Saat digeledah, keduanya ternyata sedang membuat bom, namun peledak itu belum sempat diledakkan.

"Memang akan dirakit untuk menjadi bahan peledak. Tapi kita belum sampai kepada kesimpulan bahwa (bom itu) akan digunakan sendiri atau mencari pengantin orang lain," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar saat konferensi pers di gedung Divhumas Polri, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Namun, Aswin belum merinci jenis peledak yang dibuat RJ dan AM. Pun apakah peledak ini berjenis high explosive atau low explosive.

Aswin menjelaskan kedua teroris ini belajar membuat bom dari internet atau media sosial. Bom yang dibuatnya berbeda jenisnya dengan yang dibuat teroris pelajar berinisial HOK yang ditangkap di kawasan Kota Batu, Malang, Jawa Timur, yakni jenis Triacetone Triperoxide (TATP) atau Mother of Satan.

"Beda (dengan peledak yang dibuat HOK). Kalau yang ini bahannya berbeda. Kemungkinan besar tutorial ataupun sumber pembelajarannya berbeda," ujarnya.

Perwira menengah Polri ini menyebut RJ dan AM tidak memiliki hubungan dengan HOK. Teroris RJ dan AM melakukan propaganda dan mendukung ISIS melalui media sosial.

Kedua orang ini juga pernah mengibarkan bendera ISIS sambil memegang senjata. Dua teroris ini terpapar radikalisme dari media sosial dan internet.

"Namun hal ini patut menjadi perhatian kita kembali bahwa kedua orang ini tidak dalam jaringan teroris yang aktif," ucapnya.

Sejumlah barang bukti berupa satu unit airsoft gun, bendera ISIS, beberapa jaket atau pakaian ISIS, sejumlah pisau lipat, bahan-bahan peledak, dan satu unit handphone disita sebagai barang bukti. Aswin mengatakan Densus 88 Antiteror Polri masih mendalami kasus ini.

Rekomendasi