ERA.id - Belakangan ini, banyak musisi Indonesia ambil bagian berkampanye dan bersatu untuk menyelamatkan iklim. Berangkat dari kesadaran dan kekhawatiran akan krisis iklim, 13 musisi Indonesia dari berbagai genre bergabung untuk sebuah album kompilasi bertajuk 'sonic/panic'.
Di album ini, musisi ternama dalam negeri seperti Endah N Rhesa, Tony Q Rastafara, dan Tuan Tigabelas turut berpartisipasi dalam menuangkan ekspresi kreatif mereka untuk menyuarakan salah satu isu paling darurat di dunia.
Tiap musisi yang terlibat di album 'sonic/panic' membawa karakter dan gaya musik mereka masing-masing ke dalam kolaborasi ini.
Musisi tersebut adalah Iga Massardi, Endah N Rhesa, Navicula, Tony Q Rastafara, Tuan Tigabelas, Iksan Skuter, FSTVLST, Made Mawut, Nova Filastine, Guritan Kabudul, Kai Mata, Rhythm Rebels, dan Prabumi.
Salah satu musisi, Tony Q Rastafara mengungkapkan tantangan untuk mempersiapkan album ini. Ia mengatakan dirinya harus menyesuaikan dengan musisi muda lainnya.
"Tantangannya saya cukup diperhatikan tema-tema ini, karena tahun 90an dialbum pertama buat album juga saya dengan lingkungan hidup. Ada juga ditahun 2012," ujar Tony, melalui acara konferensi pers virtual 'sonic/panic' pada Selasa (24/10/2023).
"Dan sekarang bareng-bareng dengan teman-teman di iklim. Tantangannya lebih kepada realistis, situasi dan kondisi. Saya bisa baca dan tuangkan ketika ketemu studio baru," lanjutnya.
'sonic/panic' sendiri diproduksi oleh Alarm Records, label rekaman sadar iklim pertama di Indonesia yang dibentuk oleh ke-13 musisi yang terlibat dalam inisiatif ini.
Gagasan untuk membuat album kompilasi ‘sonic/panic’ muncul setelah ke-13 musisi ini berkumpul di Bali beberapa bulan lalu guna diskusi soal isu iklim dan cara musisi dapat turut berkontribusi.
Album ‘sonic/panic’ terdiri dari 13 lagu dari 13 musisi dengan berbagai genre seperti hip-hop, rock, blues, electronica, reggae pop, hingga world music. Adapun topik yang diangkat di tiap lagu juga beragam seperti isu krisis iklim, degradasi alam, polusi plastik, dan panggilan untuk aksi nyata secara kolektif.
Lagu ‘Plastic Tree’ milik Endah N Rhesa misalnya yang menggambarkan dunia tanpa pohon, yang digantikan oleh replika plastik. Lagu ini menjadi pengingat yang kuat tentang dampak lingkungan dari tindakan kita.
Contoh lain adalah lagu yang berjudul ‘House on Fire’ oleh band Navicula. Lagu ini membahas biaya tersembunyi dari kenyamanan kehidupan modern. Lagu ini mencerminkan hubungan manusia dengan Bumi dan mengingatkan bahwa kenyamanan modern datang dengan sebuah harga.
Album sonic/panic yang cover artworknya didesain oleh Sirin Farid Stevy, visual artist sekaligus vokalis band FSTVLST, akan segera diluncurkan secara serentak di seluruh platform streaming digital pada tanggal 4 November mendatang.
Dalam rangka peluncuran album, akan diadakan juga IKLIM Fest di area parkir Monkey Forest Ubud, Bali pada tanggal yang sama. Hampir seluruh musisi yang terlibat di album 'sonic/panic' akan hadir di perhelatan ini untuk bersama menyuarakan kepeduliannya terhadap bumi dan lingkungan.
Sebelum peluncuran album tanggal 4 November, pendengar dapat pra-simpan album ‘sonic/panic’ di spotify.